Kemarin ini saya baru pergi ke salah satu apartemen di daerah Pondok Indah. Saya ke sama bertemu dengan komisaris saya, PR plus EO perusahaan saya dan juga orang marketing dari apartemen tersebut. Tujuan dari pertemuan itu adalah untuk nantinya bisa mendapatkan prospek yang qualified untuk perusahaan kami.
Jadi rencananya akan diadakan acara rutin setiap bulannya dimana kami akan mengundang para managers General Affairs dari perusahaan-perusahaan multinationals untuk menikmati fasilitas apartemen kami dengan dijamu makanan, minuman, musik dan entertainment lainnya. Perusahaan saya akan menjadi EOnya. Karena akan banyak executive yang datang, kami juga berniat memberikan workshops untuk para GA manager agar mereka dapat mengerjakan pekerjaannya jauh lebih baik.
Untuk itu setelah meeting tersebut, kita bertiga berembuk tentang workshop apa yang dapat membuat para GA ini tertarik. Setelah berembuk dan tukar pikiran dari pengalaman kami ber tiga, kami baru sadar bahwa untuk memberikan value atau solusi kepada para GA ini, kita harus fokus pada problem mereka.
Pada dasarnya prinsip ke 1 adalah uang baru bisa mengalir kita terima dalam bisnis bila kita mencintai problem orang lain dan dapat selalu mencarinya. Bila problem itu kita bisa carikan solusinya, berarti terjadilah bisnis dan kita akan menerima uang.
Kita mulai mengidentifikasi problem-problem apa saja yang biasanya di alami oleh seorang GA. Biasanya GA itu mempunyai problem dari sisi waktu dan sistim. Mereka sering kali harus standby dan harus bisa melakukan apa saja untuk yang kebanyakan orang tidak mau mengerjakannya. Contohnya di bidang apartemen, banyak dari tenant mereka adalah expat dan eksekutif yang sekeluarga tinggak di apartemen tersebut di bayarkan oleh perusahaannya. Banyak dari sang suami yang bekerja sampai malam dan yang lebih sering memakai fasilitas apartemen adalah para istri dan anak-anak mereka. Jadi sering kali GA harus berurusan dengan problem-problem yang di alami oleh para istri. Macam-macam masalahnya, bisa mengenai keselamatan bagunan seperti listrik , ubin dan lain-lain. Ada juga yang misalnya kucingnya naik pohon jam 12 malam dan si pemilik minta tolong GA menurunkannya.
Karena hal ini, GA wakunya bisa dia habiskan untuk semua menajalankannya sendiri. Dan bila tidak ada planning, tentunya akan kacau. Bagaimana menyiapkan planning untuk hal ini? Di workshop nanti kita akan menggunakan 2 prinsip lagi untuk membantu mereka, yaitu chungking down dan paretto rule (80/20).
Pertama adalah untuk 80/20. Pertanyaannya, dari pengalaman yang lalu tentang semua problem, problem mana saja yang 20% yang biasanya bisa memberikan impact kerepotan yang 80% pada seluruh penghuni apartemen? Bila sudah diketahui, prinsip berikutnya adalah chunking down. Apa saja yang musti disiapkan untuk menyelesaikan problem yang 20% tadi. Dari yang disiapkan itu tadi, apa saja detailnya yang musti disiapkan lagi? Jadi kuncinya di chunk down, atau dipecah sampai ke komponen yang paling kecil agar bisa di tangani dengan mudah. Pada saat menangani, kemudian pertanyaannya balik lagi ke si GA, apakah untuk mengangani hal tersebut, itu adalah strength si GA atau weaknessesnya. Bila weaknessesnya, siapa yang bisa dioutsource untuk menutupi kelemahan GA dimana si outsource itu memiliki strength yang tidak dimiliki General Affairs.
Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar