Visit Young Entrepreneur Society

Rabu, 29 Juli 2009

Meningkatkan produktifitas kerja di Bisnis Bag.3

Setelah anda menulis di diagram kedua semua tugas anda, di kolom sebelah kiri dan total jam kerja anda untuk setiap tugas di kolom sebelah kanan. Jumlahlah semua total jam kerja anda. Nanti anda akan mulai tahu berapa total jam kerja anda selama seminggu. Biasanya harus sama dengan total jam kerja anda per minggu di diagram pertama.

Dari sini, lihatlah di diagram ke dua, kolom kedua, tugas apa yang per minggunya memakan waktu jam paling banyak. Bila anda sudah tahu, bagilah total jam itu dengan total jam kerja per minggu dibawah. Andaakan mendapatkan angka persentasi tertentu. Persentasi itu adalah persentasi yang paling besar yang merepresentasikan bahwa dalam satu minggu anda palingbanyak menghabiskan waktu mengerjakan tugas itu.

Lakukan hal yang sama untuk mengetahui persentasi kedua dan ketiga. Setelah anda lakukan, tanya diri anda sendiri apakah sebenarnya pekerjaan ini bisa didelegasikan ke orang lain atau tidak. Bila bisa, fikirkanlah sistim apa yang anda harus buat agar orang yang anda delegasi bisa melakukan pekerjaan itu sebaik anda atau bahkan lebih baik.

Bila ini anda lakukan dan berhasil,anda baru saja mendapatkan extra waktu didalam bisnis anda, dimana waktu ini bisa anda alokasikan untuk pekerjaan yang lebih produktif lainnya.

Dari sini, buatlah block diary anda secara perminggu, tuliskan kegiatan rutin anda dari senin sampai jumat, perjamnya. Misalnya dari jam 8-9am anda cek email, lalu 9-10, anda melakukan pengecekan key performance indicator anda secara finansial di perusahaan, jam 10-11 anda menelpon prospek, dan seterusnya setiap minggu.

Dengan hal ini anda akan sudah mulai mengatur schedule anda sendiri. Rekrutlah seorang Personal Assistant yang handal untuk membantu anda melakukan hal ini. Selamat mencoba.

Senin, 27 Juli 2009

Bagaimana meningkatkan Produktifitas di Bisnis bag.2

Melanjutkan artikel produktifitas. Banyak sekali pemilik usaha yang keluhannya adalah tidak punya waktu. Kadang kala setelah saya tanya lebih dalam lagi, ternyata ada sebab tertentu mengapa mereka tidak mau mengambil action untuk merubah keadaan ini, salah satu nya adalah karena mereak tidak mengerti berapa banyak uang emreka terbuang setiap jamnya bila tidak melakukan perubahan.

Jadi yang biasa saya lakukan, dan anda boleh mencobanya juga adalah dengan mencari tahu, berapa honor anda per jamnya dan apakah honor karyawan anda lebih besar dari anda.

Saya lakukan hal ini dengan salah satu klien saya. Saya tanya, take home income dia per bulan berapa? dia jawab Rp 20 juta. Lalu saya tanya berapa jam per minggu dia bekerja, dia jawab 100 jam per minggu.

Jadi bila dihitung 1 bulan berarti, dia bekerja 400 jam/ bulan. Bila Rp 20 juta dibagi 400 jam, berarti honor dia Rp 50 ribu/jam. Dia sangat shock dan kaget karena ternyata sangat murah sekali honor dia.

Baru dari sini saya tanya, dia maunya kerja berapa jam per minggu dan honor berapa dia mau terima /jamnya. Dia bilang, mungkin 40 jam per minggu katanya sebagai starter. Kita itung, ternyata jadinya Rp 125 ribu/jam bila yang diinginkan 40 jam/minggu kerja.

Disinilah kita bersama mulai melakukan trial and error tentang berapa honor per jam yang ideal. Anda bisa lakukan hal yang sama.

Bila hal ini sudah dilakukan, dan sudah mulai mau berubah, baru mulai kita lihat berapa jam yang mau anda investasikan dalam pekerjaan anda. Pekerjaan macam apa yang anda ingin kerjakan dan siapa yang akan mengerjakan perkerjaan lainnya.

Biasanya disini saya meminta mereka untuk membuat 2 diagram. Satu diagram yang berupa kota empat persegi panjang vertikal ditarik garis tengahnya. dibagian kiri adalah nama hari dan di kanan adalah jumlah jam. Jadi misalnya anda lihat hari senin, anda bekerja berapa jam, selasa berapa jam, rabu berapa dan seterusnya sampai hari saptu atau jumat, tergantung keadaan schedule anda.

Dari sini, anda total kan berapa jumalh jam kerja anda dari senin, sampai jumat, saptu atau minggu. Setelah itu anda lihat, apakah jam kerja anda setiap harinya adalah saya atau tidak. Misalnya, senin anda kerja 8 jam, selasa 12 jam, rabu 10 jam. Ini tidak saya, coba atur dari senin sampai akhir minggu adalah sama, misalnya tiap hari 8 jam semua.

Bila diagram satu sudah diselesaikan, mari kita lihat di diagram dua. Diagram dua adalah gambar kotak persegi panjang yang anda bikin garis vertikal tengah juga. Di sebelah kiri anda tulis Tugas, sebelah kanan adalah jam. Cara mengisinya, anda pikirkan perkerjaan apa sajayang rutin anda lakukan setiap minggunya dan tulis di kolom bagian tugas, misalnya buka dan tutup toko, stok opnam, dll. Dibagian kiri, anda tulis total berapa jam per minggu anda habiskan untuk melakukan pekerjaan itu. Contohnya; berapa jam per minggu anda habiskan waktu untuk buka dan tutup toko. bagaimana dengan stok opname dan lainnya.

Setelah anda lakukan ini, hitung berapa total jam kerja anda per minggu, biasanya total jam di diagram yang pertama dan kedua sama. Bila tidak berarti ada kesalahan perhitungan. Saya akan lanjutkan di Bag 3. thanks.

Kamis, 23 Juli 2009

Meningkatkan Produktifitas di Bisnis, bag 1

Banyak dari kasus saya melakukan coaching ke clients, tidak selalu persoalan yang dialami mereka adalah uang, banyak juga yang problemnya adalah waktu. Ada klien saya yang punya 3 restoran yang sukses di daerah Jabodetabek , hanya saya mereka sekeluarga harus bekerja sampai 100 jam perminggu.

Bisnis ini adalah bisnis turunan dari sang ayah yang mulai merintis dari nol di era tahun 80an. Bisnis mereka sukses dan sudah mulai memiliki pelanggan setia. Omzet pun cukup besar dan profit margin sekitar 40%. Hanya mereka tidak punya personal dan social life.

Hidup mereka habis di restoran. Mereka mengeluh. Dalam mengaddress problem ini, saya sadari bahwa mereka telah mengikuti belief system ayah mereka dimana bahwa untuk restoran bisa untung dan berjalan baik ya harus di tunggui terus karena bila ditinggal, profitnya bisa turun tajam.

Pada saat saya mengoaching mereka, yang saya lakukan adalah melakukan beberapa pertanyaan untuk mereka mengeksplorasi belief system mereka tentang bagaimana yang ideal menjalankan bisnis. Yang mereka discover bahwa yang telah mereka jalankan selama 6 tahun adalah keyakinan ayah mereka yang sebenarnya bertantentangan dengan kemauan dan keyakinan mereka.

Mereka merasa bahwa bisnis mereka adalah pekerjaan dan bila mereka berhenti bekerja maka berhentilah bisnis mereka. Yang mereka inginkan adalah bisnis mereka menjadi badan usaha yang untung dan bisa jalan tanpa mereka. Karena mereka ingin bisa punya waktu luang lagi untuk keluarga dan mengeksplorasi bisnis-bisnis lain.
Jadi setelah mereka setuju untuk memilih yang mereka mau, saya mulai menanyakan mereka tentang produktifitas dari pekerjaan mereka yang memakan 100jam per minggu itu.

Saya bertanya, berapa gaji mereka 1 bulan, take home income yang mereka bawa pulang sebulannya? Setelah merea menjawab, saya bertanya, berapa honor mereka per jamnya bila gaji satu bulan itu dibagi 400 jam/bulan (mereka bekerja 100 jam per minggu). Setelah mereka hitung, mereka sangat tidak suka dengan angka itu.

Dari sini baru saya kemudian bertanya lagi, berapa honor per jam yang mereka inginkan? Setelah mereka tentukan, baru kemudian kita hitung, berapa jam waktu bekerja yang diinginkan dalam 1 minggu dan 1 bulannya?

Dari sini, saya memberikan PR kepada mereka, PRnya adalah memilah -milah pekerjaan mereka yang memakan waktu 100 jam per minggu itu ke 2 kategori:
1. Kategori aktifitas yang Not Urgent Not important (tidak mendesak dan tidak penting): Aktifitas ini seperti browsing internet, main facebook, dan banyak lagi kegiatan yang tidak penting dan tidak mendesak.

2. Kategori aktifitas Urgent dan Not important (mendesak tapi tidak penting). Aktifitas ini adalah semua aktifitas yang sepertinya mendesak padahal tidak ada hubungannya dengan bisnis dalam memberikan hasil, contohnya harus melayani salesmen dari luar pada saat anda sibuk bekerja.

3. Kategori aktifitas urgent dan important (penting dan mendesak). Ini adalah pekerjaan seperti mengejar deadline dan suatu emergency yang harus dilakukan saat itu juga.

4. Yang terakhir adalah aktifitas important dan not urgent (penting dan tidak mendesak). Hal ini adalah seperti strategic planning, target marketing, pembuatan sistim, bisnis plan, bisnis coaching, dll.

Tanyalah pada diri anda, dari teori Paretto 80/20, aktifitas 80% anda ada di nomer berapa di atas: 1,2,3 atau 4? Bila ingin produktif, bagaimana supaya 80% waktu saya dialokasikan di aktifitas yang important dan not urgent agar kegiatan bisnis anda produktif.

Nah sekarang buatlah list anda sendiri, mana yang kategori no 1,2,3 dan 4.

Sabtu, 18 Juli 2009

Be Do Have

Saat ini saya mau menceritakan mengapa sudah 4 artikel saya membicarakan cara berpikir kita dalam menjalani hidup dan berbisnis, kok bukan teknik bisnisnya. Katanya Blognya Bisnis dan Investasi Gerilya, kok isinya awareness dan mindset terus?

Saya sengaja seperti ini karena menurut saya kalau kita mau gerilya, pikiran kita adalah hal yang paling sangat penting dalam melakukan manuver-manuer yang tepat dan baik. Bila cara berpikir kita salah, tentunya teknik apapun tidak akan bisa di implementasi.

Contohnya mari kita lihat dari dua pertanyaan ini: Satu pertanyaan adalah" Bagaimana caranya saya mendapatkan uang lebih banyak lagi atau menjadi super kaya? Pertanyaan kedua ," Bagaimana saya bisa membagi produk/service/pengalaman ini ke lebih banyak orang lagi?" Kira-kira menurut anda, pertanyaan mana yang akhirnya akan lebih efektif dalam kesuksesan dan memberikan kekayaan? Saya pilih pertanyaan kedua.

Coba kita lihat realitanya, contohnya suatu band atau musisi lah seperti Michael Jackson. Apa yang membuat dirinya menjadi superstar sukses dan kaya? Apa dia berpikir bagaimana caranya saya bisa lebih kaya lagi dengan musik saya? atau Bagaimana caranya supaya musik saya didengar dan disukai oleh lebih banyak orang lagi?

T Harv Eker mengatakan bahwa apa yang kita pikirkan (thoughts) akan membawa kita ke perasaan tertentu (feelings) dan lalu membawa kita melakukan sesuatu (actions) dan akan menghasilkan sesuatu (results). Jadi semuanya dimulai dari berpikir (thoughts).

Banyak orang sukses dunia seperti Keith Cunningham, Brad Sugars, Anthony Robbins dan Rev Ike mengatakan rumus sukses dengan manifestasi adalah Be Do Have.
Bagaimana cara bekerjanya? Bayangkan diri anda dan orang lain adalah sebuah gunung es. Anda ingat film Titanic yang tenggelam itu?

Menurut anda Titanic menabrak es yang terlihat di atas air atau dibawah air? Dibawah air. Begitu juga manusia. kita bisa tenggelam dalam hidup kita karena komponen metafor yang dibawah air.

Jadi coba bayangkan metafor ini. Gunung es yang ada dilautan,di atas gunung itu adalah langit yang merepresentasikan hasil kehidupan kita (results), hasil ini disebabkan oleh bagian gunung es yang diatas air, yaitu tindakan kita (action), keputusan kita (decision), dan sikap kita (behavior). Bila ini dihubungkan dengan Be Do Have, results adalah Have kita, Do adalah tindakan, sikap dan keputusan kita.

Bukankan ini yang sering kita lihat di diri seseorang dan kita sendiri: action, decision dan behavior (diatas air)?Apa sebenarnya yang menyebabkan kita dan orang lain bersikap tertentu, mengambil keputusan tertentu dan mengambil tindakan tertentu? Jawabannya adalah semua hal yang dibawa air, yaitu Being kita.

Being kita yang dibawah air mencakup skills (kemampuan kita), yang kita dapatkan dari keyakinan kita akan sesuatu(beliefs), dimana beliefs ini terjadi karena kita memiliki nilai-nilai hidup tertentu (values), yang values ini adalah merupakan representasi dari identitas kita (identity) yang dimana didapatkan dari lingkungan kita berada dan dibesarkan (environment).

Jadi coba pikirkan sekarang, bila anda tidak puas dengan hasil/results yang sekarang, faktor mana yang paling menentukan untuk anda rubah supaya bisa mencapai hasil yang anda inginkan? di Be , di Do atau di Have?

Ingat "thoughts lead to feelings lead to action lead to results ". Mana yang harus anda rubah terlebih dahulu? Ada alasan mengapa manusia itu adalah human beings, bukan human doing?Jadi walaupun action adalah jembatan yang bisa memanifestasikan apa yang kita inginkan dalam hidup, tapi bila thoughts kita atau Be kita salah, tentunya semua hasilnya juga akan salah.

Jumat, 17 Juli 2009

Kekuatan Suatu Keyakinan

Power of Intention, kekuatan dari suatu keyakinan adalah merupakan salah satu faktor utama terjadinya hukum manifestasi yang menghubungkan antara dunia internal kita dan external kita.

Untuk lebih jelasnya, saya ingin cerita dari apa yang saya dapat dari teleconference antara T Harv Eker (penulis buku Secret of Millionaire Mind) dan Alex Mandossian (salah satu ahli internet marketing di Amerika).

Alex menceritakan bahwa pada tahun 50an ada seorang pengusaha yang sudah siap bunuh diri. Alasannya mengapa mau bunuh diri adalah karena dia punya masalah yang menumpuk. Dari masalah bisnisnya yang mau bangkrut, masalah dengan istri dan keluarganya, dan masalah dengan karyawannya.Dia memiliki bisnis percetakan di kota New York.

Pada saat dia hendak menggantung dirinya di central park New York, ada seorang pria setengah baya yang melihatnya dan bertanya, " Kamu kenapa mau bunuh diri?"
Pria muda ini mulai menceritakan semua masalanya pada si pria paru baya ini.
Setelah mendengarkan ceritanya, si pria paruh baya menyatakan bahwa dia yakin sekali si anak muda akan bisa bangkit dari masalahnya asalkan kalau si anak muda yakin akan bisa.

Untuk membantu anak muda ini, pria paruh baya menuliskan cek dengan sejumlah uang $1,000,000. Satu juta dolar di tahun 50an adalah uang yang sangat banyak. Si paruh baya mengatakan," Ini cek kamu bisa pegang dan pakai uangnya, tapi tolong pakailah secara bijak dalam waktu satu tahun ini. Satu tahun dari sekarang, di tanggal yang sama kita akan bertemu lagi di taman ini dan kamu akan menceritakan kepada saya apa yang terjadi." Begitu si anak muda melihat cek itu, dia melihat tanda tanggannya adalah Nelson B Rockefeller.

Pria muda ini sangat happy dan mengurungkan niatnya untuk bunuh diri. Dalam waktu 1 tahun dia berjuang untuk keluar dari masalahnya semua itu. Anehnya dia sama sekali tidak menguangkan cek tersebut. Cek itu dia simpan dengan rapi. Pikirnya, kalau dia gagal, cek ini akan bisa menolong dia nantinya.

Setahun sudah, si anak muda ini begitu sekses, sampai perusahaan percetakannya menjadi perusahaan percetakan terbaik kedua di New York. Setahun kemudian pada tanggal yang sama, dia kembali ke Central Park untuk menemui Bapak itu dan membawa ceknya.

Waktu dia menunggu, dia menemukan si Bapak tersebut sedang duduk diam di kursi panjang di Central Park. Pada saat dia mau menegurnya, ada suster yang datang dan kemudian membawa Bapak ini pergi. Si anak muda itu berkata kepada suster, " Hey, saya mau bicara dengannya dan mengembalikan cek ini." Dia bercerita kepada si suster, dan si suster berkata," apakah dia bilang lagi ke kamu dia Nelson B Rockefeller? Dia selalu begitu dan pergi membawa si Bapak."

Si anak muda diam dan bengong, dia sadar bahwa dia sudah tertipu tetapi sangat berterima kasih kepada si Bapak yang sakit jiwa itu. Dia sadar bahwa ternyata semua kekuatan keyakinan untuk sukses ada di dalam dirinya sendiri. Semoga bermanfaat.

Rabu, 15 Juli 2009

Lingkaran Setan Bisnis dan Investasi

Selama saya bekerja dan berusaha belajar untuk lebih bisa berbisnis, berinvestasi dan membantu klien- klien saya, semakin saya merasa bahwa semua ilmu dan teknik akademis yang membantu kita untuk sukses di bisnis dan investasi adalah bukan faktor terpenting yang memberikan hasil yang baik.

Banyak contoh hal ini saya baca, alami dan lihat dari klien saya. Contohnya, saya sempat membaca bahwa ada statistik di Amerika yang mengatakan bahwa 3% dari Harvard University Graduates adalah yang menghasilkan 97% dari uang yang ada. Pertanyaannya kok bisa ya? Padahal 97% lulusan Harvard itu mendapatkan ilmu dan pengalaman belajar yang sama dari profesor-profesor Harvard. Dan pastinya karena Harvard adalah salah satu sekolah terbaik di dunia, dengan tools (ilmu dan alat) yang sama, kok bisa hanya 3% yang hasilnya masif?

Banyak pengalaman yang lain juga, satu yang mau saya share, ada klien saya yang sudah memiliki bisnis selama 10 tahun. Perusahaannya sangat besar dan dia memiliki staf yang sangat pintar dan banyak, mereka ada yang Phd, Master dan banyak yang berpengalaman dalam bidangnya. Anehnya dari selama 10 tahun berbisnis, mereka belum pernah untung sampai baru 2 bulan terakhir ini setelah mengikuti coaching dalam 4 bulan. Kenapa hal ini bisa terjadi, padahal kalau dilihat, pengalaman dan kepandaian masih jauh dibanding mereka.

Baru setelah menganalisa dan belajar dari beberapa mentor, saya sadar ternyata ada lingkaran setan dalam bisnis mereka. Apa lingkaran setan ini?

Lingkaran setan dimulai dari Results/hasil yang si bisnis itu miliki. Jadi dalam hal ini di bisnis yang 10 tahun, mereka telah memiliki pengalaman dan hasil kerja yang terus begitu setiap tahunnya. Hasil ini menyebabkan terjadinya suatu keyakinan tertentu. Mereka yakin bahwa cara yang mereka telah coba adalah sudah maksimal karena memang industri dan bisnisnya susah menurut mereka. Mereka berpengalaman selama 10 tahun dan dari hasil pengalamannya ini memperkuat keyakinan mereka tentang apa yang benar dan apayang salah.

Keyakinan/belief ini secara tidak disadari telah menghambat potensi perusahaan untuk mencoba mengeksplorasi cara berpikir dan teknik baru untuk mendapatkan hasil yang berbeda. Karena terhambat potensinya, hal ini menyebabkan sikap mereka dalam berbisnis akan sama lagi seperti yang sudah-sudah, yang menyebabkan hasilnya ya sama lagi seperti sebelumnya.

Inilah yang namanya lingkaran setan. Begitu juga dengan investasi. Bila pernah investasi di saham atau forex atau apapun dan gagal, gagal itu adalah hasilnya, dan ini menyebabkan keyakinan yang mengeneralisasi bahwa akan rugi investasi di saham,forex, dll. Jadi memutuskan untuk tidak belajar lebih lanjut yang menghambat potensi kita yang menyebabkan kita bersikap tertentu , atau yang itu-itu lagi, dan akhirnya menghasilkan hal yang sama.

Jadi bagaimana caranya bila ingin mendapatkan hasil yang berbeda? Apa yang musti dirubah? Jawaban yang saya dapatkan adalah mengubah keyakinan/belief kita. Ini yang saya lakukan di klien saya dengan mengajukan beberapa pertanyaan sampai mereka menemukan sendiri belief apa yang mereka mau untuk mengubah hasilnya.

Kesadaran Kolektif dan Kreasi Murni

Bila kita melihat sejarah dan keadaan sekarang, sering banyak diantara kita merasa bahwa sangat susah bila kita ingin mengubah keadaan dunia. Dalam hal ini saya membicarakan keadaan kemaslahatan masyarakat.

Kesadaran kolektif masyarakat Indonesia yang saya rasakan adalah suka bertahan di keadaan sekarang dan seperti sedikit takut bermimpi.

Apa yang saya maksud dengan kesadaran kolektif ini? Kesadaran kolektif adalah kesadaran masyarakat atau suatu komunitas bahwa suatu pandangan adalah benar dan untuk keluar dari pandangan itu, tentunya adalah kegiatan melawan arus.

Mari kita lihat dari beberapa keadaan di sejarah. Contohnya Nazi Jerman dengan Adolf Hitler. Yang pernah saya pelajari dari menonton, membaca dan mendengar cerita tentang Nazi, bangkitnya partai Nasional Sosialis yang dipimpin Adolf adalah timbul karena keterpurukan jerman pada saat itu secara ekonomi. Dengan menangnya partai Adolf pada saat itu membuktikan bahwa pada saat itu, kebanyakan orang jerman setuju dengan pandangan Adolf.
Disinilah sejarah perang dan holocaust terjadi dan akhirnya selesai.

Apa yang terjadi, mengapa akhirnya Hitler kalah, adalah karena kesadan kolektif yang terjadi didunia dan di Jerman akhirnya berubah. Kesadaran kolektif lain timbul, mengalahkan yang lama. Hitler memulai pemikirannya dari kreasi murni seorang individual dan menjadi fenomena kesadaran kolektif jerman pada saat itu.
Apa maksud semua ini dan apa hubungannya dengan bisnis dan ekonomi? Saya berharap bahwa akan lebih banyak lagi wiraswastawan di Indonesia yang sukses dan mau mengambil jalur kreasi murni sebagai individu seperti jamannya Hitler pada saat itu, atau kalau mau yang lebih positif bisa diambil Nelson Mandela yang dimana kreasi murni pemikirannya yang sangat kuat dia pertahankan untuk beberapa dekade telah berhasil menghancurkan kesadaran kolektif Afrika Selatan yang telah berubah saat ini dari Apartheid.

Mari bangsa Indonesia, bangkitlah dan belajarlah menjadi wiraswastawan yang sukses untuk merubah kesadaran kolektif bangsa ini yang menurut saya kebanyakan bermental karyawan dan merupakan kosumen negara- negara lain. Mari kita bangkit dan jaga kekayaan negara kita untuk Indonesia menjadi trendsetter negara-negara lain di masa datang.

Saya Juristian Amadin akan berusaha sharing pengalaman dari hidup, pelajaran, pekerjaan saya sebagai business coach dan juga saya akan share semua pengalaman saya yang saya pelajari dari mentor-mentor bisnis sukses dunia. Terima kasih