Visit Young Entrepreneur Society

Rabu, 23 Desember 2009

Rangkuman Brad Sugars Jakarta Seminar Bagian 2

Setelah Brad Sugars membicarakan tentang 4 musim yang berhubungan dengan bisnis, kemudian dia mulai fokus bahwa dari semua tipe investasi, mendirikan bisnis lah yang paling menguntungkan karena akan memberikan Return of Investment yang tertinggi.

Dalam proses membuat bisnis yang sukses, Brad mengatakan bahwa konsep daya ungkit atau Leverage adalah hal yang paling terpenting untuk dicapai dan bisa berjalan di bisnis apapun. Kenapa, karena kita semua hanya mempunyai waktu 24 jam seharinya, jadi bila kita menjadi control freak dan merasa kita adalah yang paling pintar di bisnis kita, kita tidak akan dapat menduplikasikan kesuksesan kita untuk membuat bisnis kita lebih besar.

Brad mengatakan ada beberapa definisi Leverage yang perlu diingat: Salah satunya adalah "Ever More with Ever Less" dan yang satu lagi adalah " Do the Work Once get paid Forever". Dia mengambil contoh seperti, buku Brad yang dia tulis hanya sekali, tetapi bisa dijual berkali- kali dan dia plus anak cucunya akan mendapatkan royalty selamanya.

Apa yang kita muskti lakukan dibisnis kita yang kita bisa develop sekarang yang nantinya bisa memberikan income berkali-kali selamanya?

Dari sini, Brad mulai menerangkan tangga mencapai status Entrepreneur yang sesungguhnya, dia memulai bahwa kita semua banyak yang memulai sebagai pelajar dulu di sekolah, dan kemudian mulai bekerja di kantor, dari kerja di kantor biasanya ada kemungkinan ingin punya bisnis sendiri. Masuklah kita disini sebagai self employed, dimana kita memulai bisnis sendiri dan semua aktivitas, kita semua yang mengerjakannya. Banyak orang gagal dalam hal ini dan kembali lagi menjadi karyawan. Dan bila mereka berhasil melewati self employed dengan sukses, barulah mereka masuk ke level Manager.

Menurut Brad, level Manager adalah level dimana si pebisnis mulai memiliki anak buah yang menjalankan bisnisnya dan biasanya kesibukannya adalah mengatur anak buahnya. Bila tidak berhasil mengatur, dia akan kembali menjadi karyawan, dan bila berhasil, dia akan mulai bisa menjadi Business Owner yang sukses.

Brad mengatakan bahwa Coaches dibawah Action Coach, 80% banyak membantu Business Owners untuk bergerak dari level Employee menjadi Business Owners yang sukses.

Setelah melewati level Business Owner, si pebisnis akan mulai banyak uang yang sebaiknya dia reinvestasikan, Brad mengajarkan berinvestasi di bisnis lain, kemudian di properti , baru terakhir di paper assets (seperti saham dan lain-lain).

Dengan gambar tangga, Brad menerangkan perjalanan si pebisnis adalah pertama, dia harus bekerja di bisnisnya untuk mendapatkan uang dengan mendapatkan active income. Baru setelah cash flow dari active bisnisnya banyak , baru uang itu diinvestasikan di bisnis lain yang mendatangkan passive income.

Jadi pertama dalam meniti karir sebagai entrepreneur, si pebisnis membeli deals, baru setelah sukses dia menjual deals. Hal ini adalah banyak juga yang dilakukan oleh orang yang membuat bisnis franchise, pebisnis besar seperti Bill Gates, dan lain-lain. Rumusnya adalah BBS : Buy, Build, Sell.

Beli atau develop bisnis dari scratch, kemudian di bangun/build, lalu dijual. Contoh seperti Apple Computer dan Microsoft juga sama, mereka Develop dulu, malah Apple beli ide operating system dari Xerox, lalu di build, kemudian dijual produk dan sahamnya ke public.

Dibagian berikutnya saya akan mencoba merangkum materi lainnya dari Brad Sugars yang mencakup Leadership, Marketing dan Online Media.

Rabu, 09 Desember 2009

Rangkuman Seminar Brad Sugars Jakarta 2010 Bag 1.

Brad Sugars multimillionaire Australia pendiri ActionCOACH telah datang ke Jakarta untuk memberikan seminar materi Billionaire in Training nya. Untuk lebih tahu tentang Brad, click www.bradsugars.com

Saya akan mencoba memberikan intisari dan rangkuman dari seminar tersebut yang semoga sangat bermanfaat bagi anda pembaca semua:

1. Attitude

Pertama kali topik yang dibicarakan oleh Brad adalah pentingnya untuk memiliki sikap dan attitude yang benar. Bila ingin sukses dan menjadi kaya, selain aktivitas atau Do yang akan dilakukan, pertanyaannya adalah Who do you need to BE? Anda harus menjadi orang yang bagaimana? atau sikap anda harus bagaimana agar anda bisa dan mau melakukan apa yang memang musti dilakukan untuk mencapai goal anda. Apakah anda adalah orang yang proaktif, taking ownernship, bisa diandalkan dan bertanggung jawab.

Atau anda adalah orang yang selalu mencari cari alasan dalam hidup ini, menyalahkan yang lain dan mengingkari diri anda sendiri. Pilihannya terserah anda.

Apakah anda adalah tipe orang yang will do whatever it takes to get to goal anda?

2. Learn Before you Earn.

Berdasarkan pengalaman kesuksesan Brad dalam menbangun kekayaannya dan menciptakan Action Coach, dia banyak sekali belajar dari berbagai macam orang, buku, pengalaman dan lain-lain.
Disini dia menceritakan bahwa untuk mendapatkan kekayaan dan menerima income yang besar, penting bagi kita untuk belajar dahulu (Learn) sebelum kita menerima income nya (Earn). Brad juga berkata bahwa investasi yang paling terpenting dalam hidup adalah ilmu (knowledge) dan waktu (time). Sudah diinvestasikan apa saja waktu anda dan apa investasi anda? Banyak orang rugi bisnis dan tertipu karena tidak investasi di ilmu dan waktu.

3. Gratitude (Berterima kasih) dan Celebrate.

Disini Brad menceritakan bahwa banyak sekali orang tidak berterima kasih atas pemberian Tuhan/ Universe yang sudah diterima. Dalam mereka berjuang dan pada saat mencapai goal, sering sekali banyak orang tidak menyadarinya, berterima kasih dan celebrate.

Dia memberikan contoh hubungannya dengan anak perempuannya. Bila Brad pulang ke rumah, anaknya selalu sudah menanti, memeluk, berterima kasih atas hadiah yang telah diterima dan memujinya sebagai ayah yang hebat. Hal ini membuat Brad happy dan akan memberikan hadiah terus menerus kepada anaknya. Tuhan/Universe juga seperti itu, bila anda berterima kasih dan celebrate atas kesuksesan anda maka anda akan mendapatkannya lebih banyak lagi. Ini juga hukumnya sama dengan hubungan business owner dan karyawannya.

4. Seasons.

Hal ini adalah hal yang baru dari seminar Brad 2 tahun yang lalu di Jakarta. Brad disini membicarakan metafora musim (seasons) dengan keadaan ekonomi dunia dan regional, dan bagaimana cara kita mengambil keuntungan disini.

Ada 4 musim: Summer (Panas), Fall (Gugur), Winter (Dingin) dan Spring (Semi).
Sekarang dia bilang adalah musim dingin. Dia bercerita bahwa waktu summer kemarin adalah masa dimana semua ekonomi didunia sedang tumbuh, dari sisi real bisnis property dan pasar modal. Lalu kemudian terjadilah musim Fall (gugur) dimana subprime mortgage terjadi yang kemudian rontoknya saham dan berbagai kasus seperti Lehman Brothers dan lain-lain.

Kesalahannya disini adalah kebanyakan orang kurang knowledge dan semua savingsnya termakan oleh musim Fall ini, sehingga begitu musim Winter datang, dimana ini adalah waktu yang terbaik untuk invest karena banyak harga murah, kebanyakan orang sudah tidak punya savings dan cash lagi.

Brad bilang bahwa sebelum property booming, uang akan lebih masuk ke investasi seperti index, saham,reksadana,komoditas seperti gold dan perak, surat berharga. Ini dilihat juga dari pergerakan investasi di banyak negara ke hal ini.

Dia juga bilang bahwa winter adalah saat yang tepat untuk menjalankan bisnis dan memulai bisnis, kenapa? karena banyak orang yang mempunyai problem diluar sana dan dimana problem ini adalah kesempatan emas untuk kita semua membuat solusi terhadap mereka untuk mendapatkan profit yang bisa diinvestasikan di quality assets yang memang harganya sedang murah.

Dari Winter, baru Spring akan datang, disini dia bilang adalah saat dimana property market akan mulai booming. Jadi bila anda sudah membeli assets di saat winter di komoditas dan saham, flow of money akan mulai pindah ke property karena property market akan mulai naik dan begitu juga bisnis.

Sedangkan summer adalah waktu dimana seperti petani, harvest, panen terjadi dibidang business dan property. Cycle ini akan jalan terus seperti itu.

Jadi pertanyaannya, dengan mengetahui cycle ini, solusi dan kesempatan business dan investasi apa yang anda bisa kreasi?

Minggu, 22 November 2009

Bagaimana Cara menggunakan SWOT di Bisnis Saya?

Banyak bagi para pebisnis baru dan karyawan yang baru mau memulai bisnis, mengetahui bisnis apa yang tepat, bidang apa yang tepat dan apa yang si entrepreneur bisa lakukan dengan baik tapi menghasilkan profit, bisa cukup bingung.

Dari mana harus mulainya. Hal ini bisa terjadi karena memang kebanyakan dari pebisnis dan karyawan terperangkan dalam role tertentu yang menyebabkan dirinya seperti frozen dalam menjalankan bisnis.

Menurut Michael E Gerber, penulis buku E-Myth Revisited (Michael Gerber telah membantu kliennya, pebisnis kecil sebanyak 140,000 klien), ada 3 tipe roles yang sebaiknya dimiliki oleh si entrepreneur, yaitu adalah: Role Manager, Role, Technician dan Role Visionary. Apa yang dimaksud dengan hal ini?

Mari kita lihat contohnya, sebagai karyawan, kita biasanya dibayar dengan gaji dan benefits untuk melakukan suatu pekerjaan yang dimana kemungkinan naik karir dan gaji kita adalah seberapa baik kita menjalankan pekerjaan kita.

Makin baik kita, makin bagus pula karir dan gaji kita. Nah bisa kita sudah terlampau lama seperti ini, Michael mengatakan bahwa kita telah menjadi seorang spesialis yang merupakan Technician di dalam bidang kita. Masalahnya terjadi pada saat kita berhenti bekerja dan mau menjadi pengusaha.

Banyak karyawan yang saya temukan suka merasa bahwa mereka adalah aset dan otak perusahaan yang paling berharga. Dimana, mereka merasa akan sukses bila memulai bisnis yang sama dengan pekerjaan mereka sekarang. Alhasil, setelah mereka memulai, mereka tidak berhasil karena sebagai pebisnis atau entrepreneur, dibutuhkan 3 roles sekaligus: Role Visionaris untuk mempunyai clarity visi ke depan seperti apa bisnis mereka 100 tahun ke depan, Role Manager- bagaimana mengatur flow pekerjaan di bisnis agar bisa untung dan berjalan tanpa mereka, dan yang terakhir Role Technician adalah bagaimana aplikasi pekerjaan agar hasilnya baik, yang biasanya disini keahlian si karyawan.

Oleh karena itu, sekarang, bagaimana caranya seorang bisa sukses di bisnis bila dia hanya menguasai 1 role dari 3 roles tersebut. Caranya adalah Leverage. Terimalah kenyataan bahwa setiap manusia mempunyai role ke kehebatan di setiap bidangnya.

Contohnya George Soros adalah seorang trader ulung dan Martha Stewart adalah seorang Star yang bisa mempromosikan dirinya sendiri melalui bisnisnya. Bayangkan bila Martha Stewart harus menjadi seorang trader, dia telah mencobanya dan masuk penjara.

Oleh karena itu, disinilah SWOT analysis akan sangat membantu pebisnis. SWOT adalah kependekan dari " Strength Weaknesses Opportunities and Threats". Bila kita melihat diri kita sendiri secara personal ataupun bisnis, apa yang kita rasakan menjadi Strength kita, boleh juga kita tanya ke kerabat dekat kita, apa sebenarnya Strength kita dan apa juga Weaknesses kita.

Dari jawaban ini, baru kita bisa tahu, kira- kira Opportunities apa saja yang bisa kita buat dengan menggunakan Stength kita? Begitu juga Threats atau ancaman apa yang mungkin bisa menimpa kita karena kita memiliki Weaknesses tertentu.

Dalam mencari tahu Strength kita, kita bisa bertanya, kira- kira aktivitas apa yang kita suka lakukan dan kita berperforma sangat baik? Aktivitas apa yang kalau kita lakukan bisa membuat kita sampai lupa waktu?

Bila kita sudah mengetahui hal ini semua, baru kita bisa mulai berpikir, siapa pihak ke tiga yang bisa menutupi kelemahan kita agar bisnis kita tidak mempunyai kelemahan lagi dan kita bisa fokus pada kekuatan kita dalam mengkreasi opportunity dan mengkapitalisasinya.

Selamat mencoba:

PS: Ingin profit anda naik dahsyat dari 61% sampai 300% dalam waktu 3-12 bulan? Bila anda serius akan bisnis anda, hubungi Coach Yuri di 021 573 5330 sekarang !!! untuk Complimentary Business Coaching senilai Rp 5,000,000

Kamis, 15 Oktober 2009

Target Marketing, Bagaimana Cara Memakainya?

Bila kita menjalankan bisnis kita, ada beberapa niat tentang mengapa kita menjalankan bisnis kita ini. Beberapa alasan bisa seperti, karena kita memang suka kerjaannya, suka bidangnya, karena dipecat jadi harus punya bisnis sebagai ganti gaji, atau karena anda ingin menjualnya 3 tahun lagi.

Apapun alasannya, salah satu asumsi yang biasanya bisa membantu banyak bisnis sukses adalah asumsi bahwa kita akan menjual bisnis tersebut, lepas bahwa kita nantinya mau menjual atau tidak. Dengan mengasumsikan hal ini, fokus kita akan otomatis mulai berpikir bagaimana agar kita bisa selalu menaikkan nilai bisnis kita ini, sehingga kita bisa lebih mendapatkan banyak profit (earnings) yang merupakan salah satu indikator apakah kalau nanti bisnisnya mau dijual atau dihitung nilainya, bisnis ini bisa memberikan harga jual yang tinggi dan profit yang tinggi pula.

Untuk mempertinggi nilai bisnis, salah satu motor terpenting adalah marketingnya. Kali ini saya ingin membicarakan tentang bagaimana cara memakai target marketing.

Kenapa marketing itu harus targeted? Jawabannya adalah karena untuk sukses dalam suatu bidang, lepas itu bisnis atau yang lainnya, kunci utamanya adalah fokus. Dengan mengfokuskan energi, uang, waktu dan target market kita, kesuksesan kita akan lebih mudah.

Contohnya: Rolex fokus terhadap target pasar tertentu dan hanya menjual kepada orang yang punya keinginan memiliki jam mahal, bermerek Rolex. Kebalikannya, Seiko adalah menjual jam terhadap target pasar yang profilnya berbedan dengan profil Rolex. Dua- duanya bisa sama- sama untung, dan bila Rolex mau masuk ke pasar Seiko ataupun sebaliknya, kemungkinan besar spesialisasi mereka harus dirombak ulang dan risiko gagalnya akan lebih besar dibanding yang sekarang ini.

Untuk itu, di target marketing, kita akan dapat lebih fokus dalam memilih target pasar yang tepat dan mengkapitalisasinya untuk mendapatkan sales dan profit yang lebih besar. Bagaimana caranya?

Cara yang paling mudah adalah dengan membagi marketing anda menjadi 3 areas: Target,Offer dan Copy. Target adalah mengetahui siapa target pasar ideal anda. Atau dengan kata lain, kalau anda bisa bermimpi, siapa sih pelanggan ideal anda? Seperti apa dia? Bila anda sudah mengetahui profil prospek dan pelanggan ideal anda, pertanyaan kedua adalah dimana mereka berada? Dimana lokasi secara geografis tempat paling gampang bisa menemukan mereka? Hal ini akan membantu anda untuk lebih mudah melakukan marketing, karena bila target pasar dan lokasinya salah, bisa-bisa marketing budget anda hanya terbuang begitu saja.

Yang kedua setelah Target, adalah Offer. Offer apa yang anda bikin sehingga target pasar anda tertarik dan mau membeli dari anda? Apa yang mereka mau beli. Misalnya anda menjual asuransi jiwa unit link. Kalau anda mau bikin offer, anda mau memberikan offer ke siapa? Pengantin baru, orang paruh baya, anak baru lulus kuliah? Kira-kira offer apa yang mereka mau beli? Misalnya orang baru nikah, yang mereka mau beli bisa investasi pendidikan anaknya. Untuk paruh baya, misalnya adalah security income keluarganya,anak baru lulus kuliah bisa investasi retirement dia. Tanya pada diri anda, di target pasar yang saya mau kapitalisasi ini, problem apa yang mereka alami dan offer apa yang saya berikan sebagai solusi kepada problem tersebut.

Kemudian step berikutnya adalah "Why" atau mengapa? Mengapa mereka harus memilih membeli dari anda dan bukan dari kompetitor anda? Benefit apa yang anda bisa berikan ke target pasar anda yang kompetitor anda tidak bisa berikan?

Bila anda bisa menjawab ini secara konkrit dan bukan abstrak, anda sudah bisa dibilang berhasil keluar dari perang harga, karena anda sudah merubah paradigma target pasar anda berpikir dari yang fokusnya price oriented menjadi benefit oriented.

Yang terakhir adalah "Copy". Copy adalah bagaimana caranya anda marketing, atau How nya. Di Coaching session saya banyak sekali strategi yang saya bisa bantu anda dalam hal ini dimana strategi ini sudah sukses dibuktikan di 28 negara dan lebih dari 1 juta bisnis.

Apakah Hownya dengan menggunakan telemarketing, iklan, joint venture, Internet, Referral? Tidak semua strategi cocok untuk semua bisnis. Di coaching session saya, saya akan menganalisa strategi apa yang anda sedang jalankan sekarang, mengapa tidak sukses, bagaimana memperbaikinya agar lebih sukses? Strategi mana yang cocok untuk bisnis anda? Mana yang murah dan efektif?

Setelah memilih strategi, bagaimana cara mengimplementasi dan mengukurnya agar aktivitas target marketing anda mendapatkan Return of Investment yang tinggi.


PS: Untuk mendapatkan solusi praktis di bisnis anda di sisi kenaikan profit, teamwork dan produktivitas secara cepat, telpon 021-573 5030 sekarang dan bikin appointment anda untuk melakukan Complimentary Coaching Session senilai Rp 2,500.000 gratis satu kali dengan Coach Yuri.

Rabu, 09 September 2009

Bisnis Apa yang paling Tepat Untuk Saya?

Bila anda sempat membaca artikel saya yang berjudul " Wealth = Leverage x Value". Maka pertanyaan berikutnya adalah bagaimana cara yang tepat untuk bisa memberikan value kepada pasar yang kita tuju?

Seperti di artikel tersebut dikatakan bahwa faktor pertama yang musti kita kuasai untuk mencapai wealth adalah bagaimana caranya kita bisa membuat persepsi di masyarakat bahwa produk/servis atau offer yang kita tawarkan valuenya lebih tinggi dari uang mereka. Bila ini terjadi, maka mereka akan memberikan uang itu kepada kita. Masalahnya bagaimana caranya.

Menurut Roger Hamilton yang mempelajari orang-orang super sukses di dunia, hanya ada 8 cara untuk mencapai Wealth dan tantangan kita adalah untuk mengetahui cara mana yang paling tepat buat kita agar kita dapat mencapai wealth dengan lebh mudah.

Ada 4 sisi yang akan saya jabarkan disini dan anda nanti bisa memilih cara manayang paling tepat buat anda. Dua sisi pertama adalah sisi langit dan bumi. Sisi langit adalah orang-orang sukses yang merupakan intuitive thinkers/innovators. Mereka creative dan biasanya pintar dalam mengcreate sesuatu untuk kesuksesannya.

Mereka adalah innovator dalam bidangnya. Orang-orang seperti Bill Gates, Steve Jobs, Thomas Alpha Edison. Mereka adalah orang-orang yang berpikir dengan frekuensi yang tinggi. Lawan dari mereka adalah sensory thinkers. Mereka tidak menciptakan apa-apa yang berhubungan dengan inovasi dan kreasi. Pemikiran mereka adalah frekuensi rendah dimana mereka sensitif terhadap apa yang ada didunia ini dan memakai kesempatan itu untuk menjadi kaya. Ini adalah orang-orang seperti Warren Buffett, George Soros dan Donald Trump. Jadi untuk yang frekuensi rendah ada tiga tipe: trader (George Soros), Accumulator (Warren Buffett) dan Deal maker (Donald Trump, Rupert Murdoch).

Sedangkan untuk pemikir frekuensi tinggi juga dibagi tiga: Creator (Bill Gates, Steve Jobs), Star (Oprah Winfrey, Martha Stewart) dan Mechanic (Ray Kroc, Jeff Bezos, Sam Walton). Star adalah orang yang pandai membuat dirinya sebagai brand, dia dapat membuat konsep dan membrandkan namanya dan konsepnya untuk dikomersialkan seperti Oprah dan Martha Stewart). Mechanic adalah orang yang pandai memperbaiki sesuatu sistim atau bisnis yang sudah ada, contohnya Ray Kroc dengan Mc Donald nya yang dia ambil dari Mc Donald's brothers. Jadi pertatama tentukan dulu talent anda sebagai intuitive thinkers atau sensory thinkers.

Itu tadi dari sisi Value nya, ingat rumusnya Wealth= Value x Leverage. Nah sekarang adalah untuk mengetahui leverage anda agar lebih cepat anda bisa kayanya. Dua sisi tersebut adalah introvert multiplication dan extrovert magnify. Introvert multiplication adalah orang yang pandai dalam menduplikasikan bisnis dengan membuat sistim. Jadi dia pandai menggunakan faktor kali dengan menggandakan bisnisnya, sedangkan extrovert magnify adalah orang yang pandainya membuat sesuatu begitu susah dan complicated nya sehingga hanya dialah yang mampu melakukannya. Roger Hamilton menyebut seorang yang introvert multiply adalah Lord, yaitu orang yang pandai dengan angka dan sistimasi. Orang ini adalah seperti Sergey Brin dari Google, Rockefeller, John Paul Getty. Dan orang extrovert magnify, Roger menyebutnya sebagai supporter adalah orang yang pandai berinteraksi dengan orang lain seperti Rudy Guliani, Jack Welch dari GE.Mereka adalah orang yang biasanya ditunjuk oleh Creator untuk membantu mereka. Contohnya Steve Balmer di Microsoft.

Jadi pertanyaannya sekarang profil seperti apa diri anda? Dan bila anda sudah tahu, siapa yang berprofil lain yang akan bisa membantu anda sukses? Dimana anda harus networking untuk menemukan orang tersebut.

PS: Profil saya adalah Mechanic, spesialisasi saya membantu pengusaha dalam memperbaiki sistim bisnisnya dan meningkatkan profit mereka. Record tertinggi saya adalah profit increase 600% dalam waktu 6 bulan dan membalikkan perusahaan dengan revenue Rp 1 trilyun rupiah menjadi profit 25% perbulannya setelah merugi dalam waktu 10 tahun. Saya bisa membantu anda mencapai profit, kontak saya via email di yamadin2@gmail.com atau telpon ke 021 5735330 for complimentary coaching session senilai Rp 2.500.000, Contact me Now! Your business needs it! Coach Yuri.

Kamis, 27 Agustus 2009

Cara Evaluasi Laporan Keuangan Cepat!

Sering dari pengalaman saya melakukan bisnis coaching ke klien-klien, yang pertama-tama sering mereka katakan adalah bahwa ilmu coaching yang saya dapatkan dari Brad Sugars dalam membantu mereka, tidak akan dapat dipakai ke mereka karena bisnis mereka berbeda, industri mereka berbeda.

Yang lucunya, apa yang saya alami ini juga sering dialami coaches lain dan terutama Brad Sugars pada saat waktu dia mulai merintis perusahaannya. Brad Sugars adalah seorang akuntan sebelum dia menjadi seorang entrepreneur. Dia mengatakan bahwa semua bisnis itu adalah sama. Mereka seperti mobil yang berbeda, tetapi semua memiliki chassis mobil yang sama. Mereka semua butuh customers, profit dan revenue/sales. Terlepas apapun bisnis mereka.

Dalam kesempatan ini, saya akan membicarakan bagaimana cara mengevaluasi performa bisnis anda dengan cepat melalui analisa laporan keuangan. Disini saya akan bicara general guidelines apa yang anda bisa implementasi seara cepat dalam mendiagnosa bisnis anda. Tidak semua bisnis yang pernah saya tangani punya laporan keuangan, saat ini saya akan membahas untuk yang punya laporan keuangan/financial statements.

Laporan keuangan perusahaan apapun biasanya dibagi 3 bagian: balance sheet, income statement dan cash flow statement. Balance sheet atau neraca adalah potret perusahaan anda pada tanggal tersebut. Dari potret ini anda bisa melihat keadaan perusahaan anda mau bangkrut atau tidak.
Ada 3 area di neraca, yaitu: Assets, Liabitities dan Net Worth.
Asset adalah semya yang usaha anda punya yang bisa menghasilkan uang untuk anda, jadi seperti cash, piutang, fixed assets dan lain-lain yang bisa memberi makan perusahaan anda.
Liability adalah apapun yang anda miliki di perusahaan anda yang menarik uang perusahaan keluar dari usaha anda. Semua yang menghabiskan makanan usaha anda adalah Liability, seperti hutang jangka panjang, jangka pendek, dll.
Net Worth adalah selisih antara Asset dan Liability, bila Assets > dari Liability, anda punya positif Net Worth, dan bila Assets < dari Liability, berarti Net Worth anda negatif.

Pertama-tama yang anda patut perhatikan adalah cash anda di current assets anda. Apakah receivables anda > cash? Bila cash > dari receivables berarti usaha anda lebih liquid dibanding kalau receivables nya > cash. Lihat juga kualitas receivables anda, mana yang akan mencair dalam 30 hari, 60 dan 90 hari. Bagaimana anda bisa mempercepat pencairan ini menjadi 1 minggu, 2 minggu dan 1 bulan misalnya.
Kemudian lihat juga keadaan invetory anda, bila bisnis anda punya inventory. Berapa persen level inventory anda bila dibagikan jumlah total assets anda? apakah terlalu besar? Apa yang bisa anda lakukan untuk memperkecilnya? Jadi kuncinya disini, perhatikanlah bahwa level likuiditas assets anda adalah optimum. Hal ini akan baik bagi pihak ke tiga bila anda nanti mau mencari funding untuk bisnis anda.

Baru kemudian anda bisa lihat current liability anda. Hitung jumlah current liabilities anda, apakah jumlahnya lebih besar dari current assets anda? Seberapa besar?Bila cukup besar dan ini membahayakan anda, cek fixed assets anda, apakah ada fixed assets anda yang tidak ada korelasinya dengan bisnis? apakah bisa anda jual. Agar anda bisa lebih liquid?

Bila anda mempunyai neraca beberapa tahun lalu, lihat juga trend dari net worth anda, trendingnya naik atau turun, kenapa bisa begitu? apa yang bisa dilakukan untuk membuatnya naik?

Untuk menganalisa income statement, pertama lihat cara penghitungannya, apa sudah benar, kalau sudah, perhatikan trend gross margin anda, apakah naik atau turun? Kenapa bisa begitu? Bagaimana dengan fixed cost anda? Berapa % jumlah fixed cost anda bila dibagi dengan total sales. Bila terlampau besar, apa yang anda bisa lakukan untuk memperkecilnya?
Lalu lihat total EBITDA anda, berapa persen interest payment/ bunga bank yang anda harus bayar, bila angka itu dibagikan ke EBITDA anda? Jadi untuk income statement anda, goalnya disini adalah memperbaiki level gross margin anda dengan menaikkan sales,dan menurunkan COGS. Sedangkan untuk fixed cost, adalah untuk mengetahui beban% nya, seberapa besar membebani sales. Hal ini penting, karena nantinya akan bisa memperbaiki net margin anda. Bayangkan kalau anda tidak tahu bahwa net margin anda sedikit, terus anda kerjanya kasih diskon terus, bisa bangkrut anda.

Terakhir perhatikan cashflow anda bila receivables anda jumlahnya > dari cash. Lihat total cash anda, berapa persen datang dari operasional, investing dan financing. Bila % dari operasional anda rendah, apa yang bisa anda lakukan di bisnis untuk memperbaikinya.

Diharapkan dari analisa ini akan memaksa anda untuk berpikir keras bagaimana memperbaiki angka-angka tersebut dengan melakukan bisnis lebih baik dari aspek operation, marketing dan sales, dan finance.

Semoga bermanfaat.
PS: Bila anda kurang jelas dan ingin lebih dalam mempelajarinya, bikin appointment sekarang juga dengan Coach Yuri dengan menelpon 021 573-5030, saya akan memberikan coaching gratis untuk anda.

Rabu, 19 Agustus 2009

Pentingnya 3 Prinsip pada Planning

Kemarin ini saya baru pergi ke salah satu apartemen di daerah Pondok Indah. Saya ke sama bertemu dengan komisaris saya, PR plus EO perusahaan saya dan juga orang marketing dari apartemen tersebut. Tujuan dari pertemuan itu adalah untuk nantinya bisa mendapatkan prospek yang qualified untuk perusahaan kami.

Jadi rencananya akan diadakan acara rutin setiap bulannya dimana kami akan mengundang para managers General Affairs dari perusahaan-perusahaan multinationals untuk menikmati fasilitas apartemen kami dengan dijamu makanan, minuman, musik dan entertainment lainnya. Perusahaan saya akan menjadi EOnya. Karena akan banyak executive yang datang, kami juga berniat memberikan workshops untuk para GA manager agar mereka dapat mengerjakan pekerjaannya jauh lebih baik.

Untuk itu setelah meeting tersebut, kita bertiga berembuk tentang workshop apa yang dapat membuat para GA ini tertarik. Setelah berembuk dan tukar pikiran dari pengalaman kami ber tiga, kami baru sadar bahwa untuk memberikan value atau solusi kepada para GA ini, kita harus fokus pada problem mereka.

Pada dasarnya prinsip ke 1 adalah uang baru bisa mengalir kita terima dalam bisnis bila kita mencintai problem orang lain dan dapat selalu mencarinya. Bila problem itu kita bisa carikan solusinya, berarti terjadilah bisnis dan kita akan menerima uang.

Kita mulai mengidentifikasi problem-problem apa saja yang biasanya di alami oleh seorang GA. Biasanya GA itu mempunyai problem dari sisi waktu dan sistim. Mereka sering kali harus standby dan harus bisa melakukan apa saja untuk yang kebanyakan orang tidak mau mengerjakannya. Contohnya di bidang apartemen, banyak dari tenant mereka adalah expat dan eksekutif yang sekeluarga tinggak di apartemen tersebut di bayarkan oleh perusahaannya. Banyak dari sang suami yang bekerja sampai malam dan yang lebih sering memakai fasilitas apartemen adalah para istri dan anak-anak mereka. Jadi sering kali GA harus berurusan dengan problem-problem yang di alami oleh para istri. Macam-macam masalahnya, bisa mengenai keselamatan bagunan seperti listrik , ubin dan lain-lain. Ada juga yang misalnya kucingnya naik pohon jam 12 malam dan si pemilik minta tolong GA menurunkannya.

Karena hal ini, GA wakunya bisa dia habiskan untuk semua menajalankannya sendiri. Dan bila tidak ada planning, tentunya akan kacau. Bagaimana menyiapkan planning untuk hal ini? Di workshop nanti kita akan menggunakan 2 prinsip lagi untuk membantu mereka, yaitu chungking down dan paretto rule (80/20).

Pertama adalah untuk 80/20. Pertanyaannya, dari pengalaman yang lalu tentang semua problem, problem mana saja yang 20% yang biasanya bisa memberikan impact kerepotan yang 80% pada seluruh penghuni apartemen? Bila sudah diketahui, prinsip berikutnya adalah chunking down. Apa saja yang musti disiapkan untuk menyelesaikan problem yang 20% tadi. Dari yang disiapkan itu tadi, apa saja detailnya yang musti disiapkan lagi? Jadi kuncinya di chunk down, atau dipecah sampai ke komponen yang paling kecil agar bisa di tangani dengan mudah. Pada saat menangani, kemudian pertanyaannya balik lagi ke si GA, apakah untuk mengangani hal tersebut, itu adalah strength si GA atau weaknessesnya. Bila weaknessesnya, siapa yang bisa dioutsource untuk menutupi kelemahan GA dimana si outsource itu memiliki strength yang tidak dimiliki General Affairs.

Semoga bermanfaat.

Selasa, 18 Agustus 2009

Wealth=Value X Leverage

Beberapa hari yang lalu, rumah saya didatangi tamu istri saya dari komunitas Yoga. Kawannya ini mempunyai pacar orang bule yang dimana teman istri saya itu sudah berkali-kali bilang bahwa saya musti ketemu sama pacarnya ini karena pasti saya cocok ngobrol dengan dia. Akhirnya pas ketemy bener juga, memang cocok.

Namanya Glenn, dan umurnya baru 28 tahun tapi sudah cukup sukses. Jadi dia itu sebelum tinggal di Bali bisnisnya adalah sebagai promotor seminar dan workshop dunia dimana dia mendatangkan top speakers dunia ke London Inggris. Beberapa nama yang pernah dia promosikan adalah Bob Proctor, Anthony Robbins, Roger Hamilton, Mike Harris, dan beberapa pebisnis sukses di Inggris.

Dia cerita, bahwa akhirnya dia meniggalkan bisnis itu dan sekarang membuat bisnis baru untuk menjadi satu-satunya ticketing service yang terbesar di Asia Tenggara untuk festival, congress dan concerts. Bisnis modelnya lewat web, dia bisa menjual harga tiket lebih murah. Jadi misalnya saja jadi agen dia, kalau anda beli sama saya tiket seharga 1 juta, sama saya bisa 800 ribu, dan diskon 200 ribunya masuk ke komisi saya.

Dia bikin network yang besar di Bali untuk bisnis ini yang terdaftar di website. Saya tanya kenapa dia meninggalkan bisnis yang di London dan start over lagi? Dia bilang karena dia tidak suka dan lelah dengan bisnis mempromosikan top speakers seperti itu. Speakersnya bisa tidak konsisten dan banyak yang ikut seminar itu adalah orang-orang yang tidak stabil menurutnya dan ini mengganggu dia.

Pembicaraan berlanjut sampai dia mulai mengajarkan ilmu kekayaan yang dia dapatkan dari Roger Hamilton. Menurut dia, untuk menghasilkan kekayaan, Wealth, harus ada multiplikasi antara Value dan Leverage, Wealth = Value X Leverage.

Dia berusaha menerangkan ini dengan berbagai contoh, dan saya akan coba terangkan ke anda. Jadi Value bisa menghasilkan money flow kalau ada perbedaan ketinggian antara 2 servis atau produk. Makin tinggi perbedaan ini , makin cepat pula money flow yang akan terjadi.

Contohnya; banyak dari kita yang memakai Blacberry, atau Microsoft produk, atau laptop. Kita membayarnya dengan uang untuk membeli itu semua. Nah, pada saat kita membeli produk itum value dari pada uang kita ini adalah lebih rendah dari pada produk yang kita mau beli, karena itu kita mau memberikan uang itu untuk membeli produk. Jadi kalau anda jual jam ke saya $1000 dan saya kasih uangnya, nilai/value jam itu lebih tinggi daripada uang saya, sehingga terjadilah moneyflow dari uang saya ke anda.

Itu baru dari sisi value, tapi bagaimana mendapatkan wealth secara cepat dan banyak? Komponen berikutnya adalah Leverage. Kalau value adalah suatu sungai dan uang itu adalah airnya, untuk uang itu mengalir kencang, maka lebar dan keadalaman dari sungai tersebut akan menjadi faktor penting.

Contohnya: Bill Gates vs Steve Jobs. Steve Jobs walaupun memberikan value dari produknya, money flownya tidak secepat dan sebesar Bill Gates, karena Leverage yang dia gunakan adalah seperti sungai kecil/parit, dimana kecepatan airnya lebih cepat dari Bill, tapi tidak banyak, karena dia mengutamakan kreatifitas dan inovasi dari pada hardware yang dia ciptakan, sehingga impactnya produknya tidak banyak dinikmati orang dibanding Bill Gates. Dari sungai Steve, kedalaman dan lebarnya sungai adalah kecil.

Sedangkan untuk Bill Gates, dia menciptakan value dari softwarenya yang mungkin mulainya ketinggalan oleh Steve, tapi Bill mempunyai kedalaman dan kelebaran sugai yang lebih besar. Dia memastikan produk dia untuk dipakai oleh semua industry PCs di dunia yang menyebabkan lebih banyak orang menikmati software Microsoft.

Jadi sekarang pertanyaannya ke anda, value apa yang anda berikan ke target pasar anda? Apa problem di pasar yang anda bisa berikan solusinya sehingga menjadi value?
Seberapa tinggi perbedaan value antara apa yang anda tawarkan dengan uang mereka? Seberapa dalam dan lebar sungai leverage yang akan anda pergunakan untuk mendapatkan Wealth? Dimana anda bisa mencari leverage itu?

Semoga bermanfaat.

Kamis, 13 Agustus 2009

Pentingnya Memanage Risiko

Saya baru selesai presentasi di HIPMI Expo kemarin. Info yang saya diberi tahu adalah bahwa Expo ini salah satu fungsinya untuk membantu membangkitkan entrepreneurship untuk anak-anak muda.

Kebetulan perusahaan saya adalah perusahaan yang terpilih untuk membimbing anak-anak muda ini dan juga menjadi salah satu juri di business competition yang mereka miliki.
Disini kami membantu mengajarkan mereka untuk membuat business plan yang nantinya akan mereka presentasikan di depan juri.

Pemenang utama, kedua dan ketiga akan mendapatkan investor dan dana yang cukup untuk menjalankan usahanya. Dilain waktu pada expo tersebut, saya sempat janji ketemu dengan ketiga finalis, dimana saya harus membimbing mereka untuk menyiapkan materi material presentasi mereka. Pada saat itu, saya ingin share dengan anda tentang bagaimana mereka lupa menuliskan tentang risiko bisnis mereka dan bagaimana memanagenya.

Pada saat itu , saya bertanya mereka tentang apa yang mungkin dipikirkan oleh sang investor pada saat mau meminjamkan uangnya ke mereka. Pembicaraan membawa ke3 faktor: profit, kapan balik modal, aman atau tidak.

Untuk mengaddress 3 hal ini, kami akhirnya membicarakan 4 tipe risiko yang harus diperhatikan untuk kepetingan investor, mereka adalah:

1. Business Risk.
Risiko Bisnisnya sendiri, bagaimana caranya si investor bisa tahu bahwa bisnis ini bisa berjalan sukses dan faktor resiko apa saya yang bisa membunuh bisnis ini. Bagaimana dengan industrinya, apa kah sudah banyak kompetitor atau belum? Bagaimana dengan demand produk dan servisnya? Apa yang membedakan bisnis anda dari bisnis sejenis lainnya di industri yang sama. Nilai lebih apa yang anda bisa berikan sehingga anda tidak harus bersaing di harga. Seberapa kuat faktor monopoli bisnis anda di industri ini?

2. Market Risk.
Apakah bisnis anda berkorelasi positif atau negatif terhadap trend pasar di Indonesia dan dunia. Bagaimana dengan industrinya. Apakah bisnis anda mempunyai elastisitas harga yang sensitif atau tidak sensitif terhadap keadaan pasar. Contohnya; penjualan mobil dan rumah kemungkinan berhubungan erat dengan suku bunga pinjaman dari bank. Bila keadaan ekonomi sedang susah, mungkin secara general penjualan tidak begitu bagus? Bagaimana anda meminimize risiko ini?

3. Interest Rate Risk.
Bila investor anda atau bank menentukan bunga atau keuntungan tertentu yang musti anda dapatkan untuk membayar bunga bank ataupun requirement investor. Bila bunga itu berubah karena keadaan ekonomi, bagaimana anda menyiasati cashflow dan bisnis anda agar anda selalu bisa membayar bunga dan requirement investor?

4. Financial Risk.
Bila anda mengekspor produk anda keluar negri atau mengimport barang untuk dijual disini, bagaimana anda mengatur profit dan loss anda agar tidak terjadi missmatch forex yang mungkin akan memakan profit anda? Contohnya, bila anda harus mengimpor raw materials dari luar negri, dan tiba-tiba harga Rp melemah Vs USD atau yang lainnya, harga material anda akan naik, dan karena anda menjualnya dalam rupiah, hal ini akan memakan margin anda, bagaimana anda menyiasatinya.

4 risiko ini adalah beberapa risiko yang saya bicarakan dengan mereka dan mereka harus address di presentasi mereka nanti untuk memberikan ketenangan kepada calon investor mereka dan yang penting mendapatkan confidence si investor untuk berani menginvestasikan uangnya ke mereka. Semoga bermanfaat.

Selasa, 04 Agustus 2009

Pentingnya Tes dan Ukur.

Dari pengalaman saya yang pindah kuadran dari karyawan menjadi pebisnis, saya sempat memikirkan bagaimana caranya saya tahu ya, kalau saya mau marketing, bahwa hasilnya itu akan tidak sia-sia.

Saya ingat waktu saya masih sekolah di universitas diajarkan marketing dengan 4P nya. Tapi begitu saya menjadi pebisnis, saya tetap saja bingung, bagaimana caranya mengetahui hasil kesuksesan dan kegagalan marketing campaign saya.
Saya ingat waktu belajar accounting dan finance di universitas, bahwa biaya marketing adalah merupakan biaya/expenses perusahaan yang memakan margin.
Hal ini juga saya alami waktu saya pernah mencoba menjalankan bisnis Spa yang sekarang sudah tutup.

Pada saat itu saya secara tidak sengaja kejebur di dalam bisnis Spa yang Ibu saya buka karena terbujuk oleh seorang pemilik salon yang menyewa gedung Ibu saya. Setelah Spa dibuat, si pemilik kabur begitu saja sehingga saya dan istri saya yang berdua harus menjalankan Spa ini tanpa pengalaman sama sekali.
Lokasi Spa kami adalah dibelakang Salon yang menyewa gedung kami. Jadi kalau ada pendatang salon ada yang mau ke toilet di belakang otomatis dia akan melewati tempat Spa saya.

Dalam mendapatkan klien, banyak juga yang kami kerjakan, dari liputan majalah, koran, radio,sampai TV dan artis. Aneh juga saya lakukan itu semua, padahal pengunjung salonnya banyak di depan kami, hanya kami tidak bisa menggaet mereka untuk menjadi customers Spa.

Barulah setelah berpikir keras, ide test and measure/ tes dan ukur kami dapatkan secara tidak sengaja. Kami mengajak kerja sama semua tukang cukur di salon dan staff tersebut, untuk membawa mereka ke Spa kami guna mencoba penawan-penawaran kami.
Dari setiap customer baru yang kami dapatkan dari orang salon, kami mencatat bahwa si orang salon itu akan mendapatkan Rp 10,000 per customer pada akhir bulannya.
Hal ini cukup sukses, tetapi akhirnya Spa kami tutup karena kami tidak melakukan test and measure/ tes dan ukur untuk mengetahui strategi mana yang paling tepat untuk menghasilkan banyak sales.

Fast forward ke sekarang dimana saya adalah seorang Business Coach. Pekerjaan saya adalah membimbing pemilik bisnis untuk membuat bisnisnya bisa untung dan berjalan baik tanpa dia di dalamnya.

Pekerjaan yang berat bukan? Ya memang berat, tapi sangat menyenangkan. Saat ini saya mau share tentang pentingnya test and measure dan bagaimana hal ini sudah banyak membantu klien saya.

Tidak semua klien saya adalah klien besar, banyak juga yang small business dan ada juga yang tidak punya laporan keuangan. Nah dalam melakukan test and measure, yang paling sederhana biasanya saya meminta mereka menghitung break even calculator mereka.

Disini, klien saya dapat menghitung berapa biaya bulanan yang dia harus selalu bayar secara fixed dan variable, dan juga berapa omzet minimum yang dia butuhkan agar biaya ini tertutup oleh bisnis itu sendiri.

Nah biasanya di akutansi, perhitungannya hanya sampai disini, yaitu menghitung sesuatu yang sudah terjadi, tetapi di coaching session saya, ini tidak cukup. Si klien juga saya ajarkan bagaimana menggunakan angka- angka ini untuk mengetahui berapa minimum prospek, sales, jumlah omset per invoice/billing, jumlah transaksi dan jumlah profit margin yang musti terjadi secara harian, mingguan dan bulanan.

Dengan mengetaui angka-angka tersebut saya dan klien bisa mulai mengetahui dan mengecek apakan si klien bisa mendapatkan minimum prospek, sales, transaksi, dll tersebut per harinya, per minggunya dan perbulannya?
Bila tidak kenapa? Strategi marketing dan sales apa yang sudah dijalankan dan bagaimana hasilnya, apa sudah diukur performancenya?
Kita juga menggunakan yang namanya cost acquisition yaitu adalah biaya yang harus si klien bayar ke setiap prospek untuk datang ke bisnisnya/tokonya. Bila sudah tahu biaya cost acquisition ini, berapa minumum rata-rata penjualan yang anda harus dapatkan untuk mencapai target profit dan break even anda.

Hanya dengan menggunakan cara-cara sederhana ini klien-klien saya berhasil mendongkrak profitnya, ada yang dalam waktu 2 bulan omset hariannya bisa naik 1000%, ada yang dalam 6 bulan profitnya naik 600%. Ada yang setelah 10 tahun tidak pernah untung, dalam 3 bulan mulai untung dengan margin 25% per bulannya dan profit Rp 30 miliar per bulan.

Test and measure adalah sangat luar biasa dalam mendongkrak bisnis!Bila anda ingin lebih cepat menggunakan teknik -teknik ini yang sudah terbukti di lebih 28 negara, email saya dan mari kita janji ketemu, saya akan share dengan anda bagaimana caranya.

Senin, 03 Agustus 2009

Pentingnya Sifat Natural dalam Membagi Kerja

Menindak lanjuti artikel terakhir tentang bagaimana cara menaikkan produktifitas, Step berikutnya yang biasa dilakukan di coaching adalah bagaimana membagi pekerjaan dan melakukan delegasi pekerjaan agar bisnis kita bisa berjalan baik tanpa kita.

Biasanya yang dilakukan pertama adalah menggunakan hukum Paretto 80/20, dimana 80% aktifitas kita di bisnis adalah aktifitas yang rutin dan 20% nya adalah aktifitas tidak rutin.

Setelah mengetahui mana yang rutin, baru disini si pemilik bisnis mulai melihat aktifitas tersebut, aktifitas mana yang dia mau delegasikan ke orang lain. Tentunya aktifitas ini harus dilihat juga dari sisi SWOT si owner itu tersebut. SWOT adalah cara menganalisa diri sendiri dengan mencari Strength, Weaknesses, Opportunities dan Theats dari bisnis kita dan juga kita sebagai owner.

Goalnya disini adalah untuk fokus pada strength dan mencari opportunities apa saja yang bisa didapat dari strength kita ini. Dan dengan Weaknesses kita, kita juga harus tahu Threats/Ancaman apa yang bisa terjadi dengan adanya Weaknesses ini. Untuk meminimilisasi ancaman, kiranya carai tahu pihak ke 3 siapa yang bisa mengatasi ancaman-ancaman itu bila terjadi.

Sebagai contoh adalah klien saya yang memiliki 3 restaurant. Yang menjalankan restaurant ini adalah 3 laki-laki dan 1 perempuan. Setelah menuliskan SWOT mereka, yang dilakukan selanjutnya adalah menciptakan organizational chart /bagan organisasi perusahaan. Disini secara generik, dibikin kotak Shareholder yang dibawahnya adalah kotak General Manager.

Dimana General Manager ini mengepalai beberapa kotak seperti kotak Marketing, Sales, Operation, Finance dan HRD. Dari sini, lalu saya meminta mereka untuk menuliskan apa saja job deskripsi pekerjaan setiap departemen dan hasil apa saja yang ingin dilihat di setiap departemen. Setelah dikerjakan, pertanyaan berikutnya adalah kira-kira sifat-sifat apa sajayang dibutuhkan oleh orang yang mengepalai departemen itu agar pekerjaan di departemen tersebut bisa berjalan dengan baik.

Setelah mereka melakukannya sebagain PR dari coaching session, saya juga menerangkan dan meminta mereka untuk mengambil test psikologi DISC. DISC adalah teknik psikologi untuk mengetahui sifat natural seseorang. "D" adalah orang yang bersifat tegas dan berani menghadapi tantangan, biasanya orang ini tidak begitu suka bergaul kecuali ada sesuatu yang dia inginkan dari pergaulan itu. Orang ini lebih task oriented dibanding people oriented." I" adalah tipe orang yang suka bergaul dan bisa dipercaya, dia lebih people oriented dibanding task oriented. Orang ini biasanya suka sungkan karena pertemanan adalah hal yang penting baginya.

"S" adalah tipe orang yang supportif. Dia suka bergaul tapi rada pemalu dan pasif. Dia sangat baik dalam mengikuti peraturan dan menyelesaikan tugas. " C " adalah tipe orang yang suka detail dan mengikuti proses. Dia bukan orang yang begitu suka bergaul. Orang ini sangat baik untuk bekerja dibidang research, keuangan dan detil-detil lainnya.

Setelah 4 orang ini mengambil test dan ketahuan sifat2nya, barulah mereka cocokkan sifat mereka ke kotak-kotak tadi seperti, marketing, sales, dll. Di kotak mana mereka cocok bekerja. Jadinya tetap mereka bisa saling menssupport dan pendelegasian mulai berjalan lancar.

Rabu, 29 Juli 2009

Meningkatkan produktifitas kerja di Bisnis Bag.3

Setelah anda menulis di diagram kedua semua tugas anda, di kolom sebelah kiri dan total jam kerja anda untuk setiap tugas di kolom sebelah kanan. Jumlahlah semua total jam kerja anda. Nanti anda akan mulai tahu berapa total jam kerja anda selama seminggu. Biasanya harus sama dengan total jam kerja anda per minggu di diagram pertama.

Dari sini, lihatlah di diagram ke dua, kolom kedua, tugas apa yang per minggunya memakan waktu jam paling banyak. Bila anda sudah tahu, bagilah total jam itu dengan total jam kerja per minggu dibawah. Andaakan mendapatkan angka persentasi tertentu. Persentasi itu adalah persentasi yang paling besar yang merepresentasikan bahwa dalam satu minggu anda palingbanyak menghabiskan waktu mengerjakan tugas itu.

Lakukan hal yang sama untuk mengetahui persentasi kedua dan ketiga. Setelah anda lakukan, tanya diri anda sendiri apakah sebenarnya pekerjaan ini bisa didelegasikan ke orang lain atau tidak. Bila bisa, fikirkanlah sistim apa yang anda harus buat agar orang yang anda delegasi bisa melakukan pekerjaan itu sebaik anda atau bahkan lebih baik.

Bila ini anda lakukan dan berhasil,anda baru saja mendapatkan extra waktu didalam bisnis anda, dimana waktu ini bisa anda alokasikan untuk pekerjaan yang lebih produktif lainnya.

Dari sini, buatlah block diary anda secara perminggu, tuliskan kegiatan rutin anda dari senin sampai jumat, perjamnya. Misalnya dari jam 8-9am anda cek email, lalu 9-10, anda melakukan pengecekan key performance indicator anda secara finansial di perusahaan, jam 10-11 anda menelpon prospek, dan seterusnya setiap minggu.

Dengan hal ini anda akan sudah mulai mengatur schedule anda sendiri. Rekrutlah seorang Personal Assistant yang handal untuk membantu anda melakukan hal ini. Selamat mencoba.

Senin, 27 Juli 2009

Bagaimana meningkatkan Produktifitas di Bisnis bag.2

Melanjutkan artikel produktifitas. Banyak sekali pemilik usaha yang keluhannya adalah tidak punya waktu. Kadang kala setelah saya tanya lebih dalam lagi, ternyata ada sebab tertentu mengapa mereka tidak mau mengambil action untuk merubah keadaan ini, salah satu nya adalah karena mereak tidak mengerti berapa banyak uang emreka terbuang setiap jamnya bila tidak melakukan perubahan.

Jadi yang biasa saya lakukan, dan anda boleh mencobanya juga adalah dengan mencari tahu, berapa honor anda per jamnya dan apakah honor karyawan anda lebih besar dari anda.

Saya lakukan hal ini dengan salah satu klien saya. Saya tanya, take home income dia per bulan berapa? dia jawab Rp 20 juta. Lalu saya tanya berapa jam per minggu dia bekerja, dia jawab 100 jam per minggu.

Jadi bila dihitung 1 bulan berarti, dia bekerja 400 jam/ bulan. Bila Rp 20 juta dibagi 400 jam, berarti honor dia Rp 50 ribu/jam. Dia sangat shock dan kaget karena ternyata sangat murah sekali honor dia.

Baru dari sini saya tanya, dia maunya kerja berapa jam per minggu dan honor berapa dia mau terima /jamnya. Dia bilang, mungkin 40 jam per minggu katanya sebagai starter. Kita itung, ternyata jadinya Rp 125 ribu/jam bila yang diinginkan 40 jam/minggu kerja.

Disinilah kita bersama mulai melakukan trial and error tentang berapa honor per jam yang ideal. Anda bisa lakukan hal yang sama.

Bila hal ini sudah dilakukan, dan sudah mulai mau berubah, baru mulai kita lihat berapa jam yang mau anda investasikan dalam pekerjaan anda. Pekerjaan macam apa yang anda ingin kerjakan dan siapa yang akan mengerjakan perkerjaan lainnya.

Biasanya disini saya meminta mereka untuk membuat 2 diagram. Satu diagram yang berupa kota empat persegi panjang vertikal ditarik garis tengahnya. dibagian kiri adalah nama hari dan di kanan adalah jumlah jam. Jadi misalnya anda lihat hari senin, anda bekerja berapa jam, selasa berapa jam, rabu berapa dan seterusnya sampai hari saptu atau jumat, tergantung keadaan schedule anda.

Dari sini, anda total kan berapa jumalh jam kerja anda dari senin, sampai jumat, saptu atau minggu. Setelah itu anda lihat, apakah jam kerja anda setiap harinya adalah saya atau tidak. Misalnya, senin anda kerja 8 jam, selasa 12 jam, rabu 10 jam. Ini tidak saya, coba atur dari senin sampai akhir minggu adalah sama, misalnya tiap hari 8 jam semua.

Bila diagram satu sudah diselesaikan, mari kita lihat di diagram dua. Diagram dua adalah gambar kotak persegi panjang yang anda bikin garis vertikal tengah juga. Di sebelah kiri anda tulis Tugas, sebelah kanan adalah jam. Cara mengisinya, anda pikirkan perkerjaan apa sajayang rutin anda lakukan setiap minggunya dan tulis di kolom bagian tugas, misalnya buka dan tutup toko, stok opnam, dll. Dibagian kiri, anda tulis total berapa jam per minggu anda habiskan untuk melakukan pekerjaan itu. Contohnya; berapa jam per minggu anda habiskan waktu untuk buka dan tutup toko. bagaimana dengan stok opname dan lainnya.

Setelah anda lakukan ini, hitung berapa total jam kerja anda per minggu, biasanya total jam di diagram yang pertama dan kedua sama. Bila tidak berarti ada kesalahan perhitungan. Saya akan lanjutkan di Bag 3. thanks.

Kamis, 23 Juli 2009

Meningkatkan Produktifitas di Bisnis, bag 1

Banyak dari kasus saya melakukan coaching ke clients, tidak selalu persoalan yang dialami mereka adalah uang, banyak juga yang problemnya adalah waktu. Ada klien saya yang punya 3 restoran yang sukses di daerah Jabodetabek , hanya saya mereka sekeluarga harus bekerja sampai 100 jam perminggu.

Bisnis ini adalah bisnis turunan dari sang ayah yang mulai merintis dari nol di era tahun 80an. Bisnis mereka sukses dan sudah mulai memiliki pelanggan setia. Omzet pun cukup besar dan profit margin sekitar 40%. Hanya mereka tidak punya personal dan social life.

Hidup mereka habis di restoran. Mereka mengeluh. Dalam mengaddress problem ini, saya sadari bahwa mereka telah mengikuti belief system ayah mereka dimana bahwa untuk restoran bisa untung dan berjalan baik ya harus di tunggui terus karena bila ditinggal, profitnya bisa turun tajam.

Pada saat saya mengoaching mereka, yang saya lakukan adalah melakukan beberapa pertanyaan untuk mereka mengeksplorasi belief system mereka tentang bagaimana yang ideal menjalankan bisnis. Yang mereka discover bahwa yang telah mereka jalankan selama 6 tahun adalah keyakinan ayah mereka yang sebenarnya bertantentangan dengan kemauan dan keyakinan mereka.

Mereka merasa bahwa bisnis mereka adalah pekerjaan dan bila mereka berhenti bekerja maka berhentilah bisnis mereka. Yang mereka inginkan adalah bisnis mereka menjadi badan usaha yang untung dan bisa jalan tanpa mereka. Karena mereka ingin bisa punya waktu luang lagi untuk keluarga dan mengeksplorasi bisnis-bisnis lain.
Jadi setelah mereka setuju untuk memilih yang mereka mau, saya mulai menanyakan mereka tentang produktifitas dari pekerjaan mereka yang memakan 100jam per minggu itu.

Saya bertanya, berapa gaji mereka 1 bulan, take home income yang mereka bawa pulang sebulannya? Setelah merea menjawab, saya bertanya, berapa honor mereka per jamnya bila gaji satu bulan itu dibagi 400 jam/bulan (mereka bekerja 100 jam per minggu). Setelah mereka hitung, mereka sangat tidak suka dengan angka itu.

Dari sini baru saya kemudian bertanya lagi, berapa honor per jam yang mereka inginkan? Setelah mereka tentukan, baru kemudian kita hitung, berapa jam waktu bekerja yang diinginkan dalam 1 minggu dan 1 bulannya?

Dari sini, saya memberikan PR kepada mereka, PRnya adalah memilah -milah pekerjaan mereka yang memakan waktu 100 jam per minggu itu ke 2 kategori:
1. Kategori aktifitas yang Not Urgent Not important (tidak mendesak dan tidak penting): Aktifitas ini seperti browsing internet, main facebook, dan banyak lagi kegiatan yang tidak penting dan tidak mendesak.

2. Kategori aktifitas Urgent dan Not important (mendesak tapi tidak penting). Aktifitas ini adalah semua aktifitas yang sepertinya mendesak padahal tidak ada hubungannya dengan bisnis dalam memberikan hasil, contohnya harus melayani salesmen dari luar pada saat anda sibuk bekerja.

3. Kategori aktifitas urgent dan important (penting dan mendesak). Ini adalah pekerjaan seperti mengejar deadline dan suatu emergency yang harus dilakukan saat itu juga.

4. Yang terakhir adalah aktifitas important dan not urgent (penting dan tidak mendesak). Hal ini adalah seperti strategic planning, target marketing, pembuatan sistim, bisnis plan, bisnis coaching, dll.

Tanyalah pada diri anda, dari teori Paretto 80/20, aktifitas 80% anda ada di nomer berapa di atas: 1,2,3 atau 4? Bila ingin produktif, bagaimana supaya 80% waktu saya dialokasikan di aktifitas yang important dan not urgent agar kegiatan bisnis anda produktif.

Nah sekarang buatlah list anda sendiri, mana yang kategori no 1,2,3 dan 4.

Sabtu, 18 Juli 2009

Be Do Have

Saat ini saya mau menceritakan mengapa sudah 4 artikel saya membicarakan cara berpikir kita dalam menjalani hidup dan berbisnis, kok bukan teknik bisnisnya. Katanya Blognya Bisnis dan Investasi Gerilya, kok isinya awareness dan mindset terus?

Saya sengaja seperti ini karena menurut saya kalau kita mau gerilya, pikiran kita adalah hal yang paling sangat penting dalam melakukan manuver-manuer yang tepat dan baik. Bila cara berpikir kita salah, tentunya teknik apapun tidak akan bisa di implementasi.

Contohnya mari kita lihat dari dua pertanyaan ini: Satu pertanyaan adalah" Bagaimana caranya saya mendapatkan uang lebih banyak lagi atau menjadi super kaya? Pertanyaan kedua ," Bagaimana saya bisa membagi produk/service/pengalaman ini ke lebih banyak orang lagi?" Kira-kira menurut anda, pertanyaan mana yang akhirnya akan lebih efektif dalam kesuksesan dan memberikan kekayaan? Saya pilih pertanyaan kedua.

Coba kita lihat realitanya, contohnya suatu band atau musisi lah seperti Michael Jackson. Apa yang membuat dirinya menjadi superstar sukses dan kaya? Apa dia berpikir bagaimana caranya saya bisa lebih kaya lagi dengan musik saya? atau Bagaimana caranya supaya musik saya didengar dan disukai oleh lebih banyak orang lagi?

T Harv Eker mengatakan bahwa apa yang kita pikirkan (thoughts) akan membawa kita ke perasaan tertentu (feelings) dan lalu membawa kita melakukan sesuatu (actions) dan akan menghasilkan sesuatu (results). Jadi semuanya dimulai dari berpikir (thoughts).

Banyak orang sukses dunia seperti Keith Cunningham, Brad Sugars, Anthony Robbins dan Rev Ike mengatakan rumus sukses dengan manifestasi adalah Be Do Have.
Bagaimana cara bekerjanya? Bayangkan diri anda dan orang lain adalah sebuah gunung es. Anda ingat film Titanic yang tenggelam itu?

Menurut anda Titanic menabrak es yang terlihat di atas air atau dibawah air? Dibawah air. Begitu juga manusia. kita bisa tenggelam dalam hidup kita karena komponen metafor yang dibawah air.

Jadi coba bayangkan metafor ini. Gunung es yang ada dilautan,di atas gunung itu adalah langit yang merepresentasikan hasil kehidupan kita (results), hasil ini disebabkan oleh bagian gunung es yang diatas air, yaitu tindakan kita (action), keputusan kita (decision), dan sikap kita (behavior). Bila ini dihubungkan dengan Be Do Have, results adalah Have kita, Do adalah tindakan, sikap dan keputusan kita.

Bukankan ini yang sering kita lihat di diri seseorang dan kita sendiri: action, decision dan behavior (diatas air)?Apa sebenarnya yang menyebabkan kita dan orang lain bersikap tertentu, mengambil keputusan tertentu dan mengambil tindakan tertentu? Jawabannya adalah semua hal yang dibawa air, yaitu Being kita.

Being kita yang dibawah air mencakup skills (kemampuan kita), yang kita dapatkan dari keyakinan kita akan sesuatu(beliefs), dimana beliefs ini terjadi karena kita memiliki nilai-nilai hidup tertentu (values), yang values ini adalah merupakan representasi dari identitas kita (identity) yang dimana didapatkan dari lingkungan kita berada dan dibesarkan (environment).

Jadi coba pikirkan sekarang, bila anda tidak puas dengan hasil/results yang sekarang, faktor mana yang paling menentukan untuk anda rubah supaya bisa mencapai hasil yang anda inginkan? di Be , di Do atau di Have?

Ingat "thoughts lead to feelings lead to action lead to results ". Mana yang harus anda rubah terlebih dahulu? Ada alasan mengapa manusia itu adalah human beings, bukan human doing?Jadi walaupun action adalah jembatan yang bisa memanifestasikan apa yang kita inginkan dalam hidup, tapi bila thoughts kita atau Be kita salah, tentunya semua hasilnya juga akan salah.

Jumat, 17 Juli 2009

Kekuatan Suatu Keyakinan

Power of Intention, kekuatan dari suatu keyakinan adalah merupakan salah satu faktor utama terjadinya hukum manifestasi yang menghubungkan antara dunia internal kita dan external kita.

Untuk lebih jelasnya, saya ingin cerita dari apa yang saya dapat dari teleconference antara T Harv Eker (penulis buku Secret of Millionaire Mind) dan Alex Mandossian (salah satu ahli internet marketing di Amerika).

Alex menceritakan bahwa pada tahun 50an ada seorang pengusaha yang sudah siap bunuh diri. Alasannya mengapa mau bunuh diri adalah karena dia punya masalah yang menumpuk. Dari masalah bisnisnya yang mau bangkrut, masalah dengan istri dan keluarganya, dan masalah dengan karyawannya.Dia memiliki bisnis percetakan di kota New York.

Pada saat dia hendak menggantung dirinya di central park New York, ada seorang pria setengah baya yang melihatnya dan bertanya, " Kamu kenapa mau bunuh diri?"
Pria muda ini mulai menceritakan semua masalanya pada si pria paru baya ini.
Setelah mendengarkan ceritanya, si pria paruh baya menyatakan bahwa dia yakin sekali si anak muda akan bisa bangkit dari masalahnya asalkan kalau si anak muda yakin akan bisa.

Untuk membantu anak muda ini, pria paruh baya menuliskan cek dengan sejumlah uang $1,000,000. Satu juta dolar di tahun 50an adalah uang yang sangat banyak. Si paruh baya mengatakan," Ini cek kamu bisa pegang dan pakai uangnya, tapi tolong pakailah secara bijak dalam waktu satu tahun ini. Satu tahun dari sekarang, di tanggal yang sama kita akan bertemu lagi di taman ini dan kamu akan menceritakan kepada saya apa yang terjadi." Begitu si anak muda melihat cek itu, dia melihat tanda tanggannya adalah Nelson B Rockefeller.

Pria muda ini sangat happy dan mengurungkan niatnya untuk bunuh diri. Dalam waktu 1 tahun dia berjuang untuk keluar dari masalahnya semua itu. Anehnya dia sama sekali tidak menguangkan cek tersebut. Cek itu dia simpan dengan rapi. Pikirnya, kalau dia gagal, cek ini akan bisa menolong dia nantinya.

Setahun sudah, si anak muda ini begitu sekses, sampai perusahaan percetakannya menjadi perusahaan percetakan terbaik kedua di New York. Setahun kemudian pada tanggal yang sama, dia kembali ke Central Park untuk menemui Bapak itu dan membawa ceknya.

Waktu dia menunggu, dia menemukan si Bapak tersebut sedang duduk diam di kursi panjang di Central Park. Pada saat dia mau menegurnya, ada suster yang datang dan kemudian membawa Bapak ini pergi. Si anak muda itu berkata kepada suster, " Hey, saya mau bicara dengannya dan mengembalikan cek ini." Dia bercerita kepada si suster, dan si suster berkata," apakah dia bilang lagi ke kamu dia Nelson B Rockefeller? Dia selalu begitu dan pergi membawa si Bapak."

Si anak muda diam dan bengong, dia sadar bahwa dia sudah tertipu tetapi sangat berterima kasih kepada si Bapak yang sakit jiwa itu. Dia sadar bahwa ternyata semua kekuatan keyakinan untuk sukses ada di dalam dirinya sendiri. Semoga bermanfaat.

Rabu, 15 Juli 2009

Lingkaran Setan Bisnis dan Investasi

Selama saya bekerja dan berusaha belajar untuk lebih bisa berbisnis, berinvestasi dan membantu klien- klien saya, semakin saya merasa bahwa semua ilmu dan teknik akademis yang membantu kita untuk sukses di bisnis dan investasi adalah bukan faktor terpenting yang memberikan hasil yang baik.

Banyak contoh hal ini saya baca, alami dan lihat dari klien saya. Contohnya, saya sempat membaca bahwa ada statistik di Amerika yang mengatakan bahwa 3% dari Harvard University Graduates adalah yang menghasilkan 97% dari uang yang ada. Pertanyaannya kok bisa ya? Padahal 97% lulusan Harvard itu mendapatkan ilmu dan pengalaman belajar yang sama dari profesor-profesor Harvard. Dan pastinya karena Harvard adalah salah satu sekolah terbaik di dunia, dengan tools (ilmu dan alat) yang sama, kok bisa hanya 3% yang hasilnya masif?

Banyak pengalaman yang lain juga, satu yang mau saya share, ada klien saya yang sudah memiliki bisnis selama 10 tahun. Perusahaannya sangat besar dan dia memiliki staf yang sangat pintar dan banyak, mereka ada yang Phd, Master dan banyak yang berpengalaman dalam bidangnya. Anehnya dari selama 10 tahun berbisnis, mereka belum pernah untung sampai baru 2 bulan terakhir ini setelah mengikuti coaching dalam 4 bulan. Kenapa hal ini bisa terjadi, padahal kalau dilihat, pengalaman dan kepandaian masih jauh dibanding mereka.

Baru setelah menganalisa dan belajar dari beberapa mentor, saya sadar ternyata ada lingkaran setan dalam bisnis mereka. Apa lingkaran setan ini?

Lingkaran setan dimulai dari Results/hasil yang si bisnis itu miliki. Jadi dalam hal ini di bisnis yang 10 tahun, mereka telah memiliki pengalaman dan hasil kerja yang terus begitu setiap tahunnya. Hasil ini menyebabkan terjadinya suatu keyakinan tertentu. Mereka yakin bahwa cara yang mereka telah coba adalah sudah maksimal karena memang industri dan bisnisnya susah menurut mereka. Mereka berpengalaman selama 10 tahun dan dari hasil pengalamannya ini memperkuat keyakinan mereka tentang apa yang benar dan apayang salah.

Keyakinan/belief ini secara tidak disadari telah menghambat potensi perusahaan untuk mencoba mengeksplorasi cara berpikir dan teknik baru untuk mendapatkan hasil yang berbeda. Karena terhambat potensinya, hal ini menyebabkan sikap mereka dalam berbisnis akan sama lagi seperti yang sudah-sudah, yang menyebabkan hasilnya ya sama lagi seperti sebelumnya.

Inilah yang namanya lingkaran setan. Begitu juga dengan investasi. Bila pernah investasi di saham atau forex atau apapun dan gagal, gagal itu adalah hasilnya, dan ini menyebabkan keyakinan yang mengeneralisasi bahwa akan rugi investasi di saham,forex, dll. Jadi memutuskan untuk tidak belajar lebih lanjut yang menghambat potensi kita yang menyebabkan kita bersikap tertentu , atau yang itu-itu lagi, dan akhirnya menghasilkan hal yang sama.

Jadi bagaimana caranya bila ingin mendapatkan hasil yang berbeda? Apa yang musti dirubah? Jawaban yang saya dapatkan adalah mengubah keyakinan/belief kita. Ini yang saya lakukan di klien saya dengan mengajukan beberapa pertanyaan sampai mereka menemukan sendiri belief apa yang mereka mau untuk mengubah hasilnya.

Kesadaran Kolektif dan Kreasi Murni

Bila kita melihat sejarah dan keadaan sekarang, sering banyak diantara kita merasa bahwa sangat susah bila kita ingin mengubah keadaan dunia. Dalam hal ini saya membicarakan keadaan kemaslahatan masyarakat.

Kesadaran kolektif masyarakat Indonesia yang saya rasakan adalah suka bertahan di keadaan sekarang dan seperti sedikit takut bermimpi.

Apa yang saya maksud dengan kesadaran kolektif ini? Kesadaran kolektif adalah kesadaran masyarakat atau suatu komunitas bahwa suatu pandangan adalah benar dan untuk keluar dari pandangan itu, tentunya adalah kegiatan melawan arus.

Mari kita lihat dari beberapa keadaan di sejarah. Contohnya Nazi Jerman dengan Adolf Hitler. Yang pernah saya pelajari dari menonton, membaca dan mendengar cerita tentang Nazi, bangkitnya partai Nasional Sosialis yang dipimpin Adolf adalah timbul karena keterpurukan jerman pada saat itu secara ekonomi. Dengan menangnya partai Adolf pada saat itu membuktikan bahwa pada saat itu, kebanyakan orang jerman setuju dengan pandangan Adolf.
Disinilah sejarah perang dan holocaust terjadi dan akhirnya selesai.

Apa yang terjadi, mengapa akhirnya Hitler kalah, adalah karena kesadan kolektif yang terjadi didunia dan di Jerman akhirnya berubah. Kesadaran kolektif lain timbul, mengalahkan yang lama. Hitler memulai pemikirannya dari kreasi murni seorang individual dan menjadi fenomena kesadaran kolektif jerman pada saat itu.
Apa maksud semua ini dan apa hubungannya dengan bisnis dan ekonomi? Saya berharap bahwa akan lebih banyak lagi wiraswastawan di Indonesia yang sukses dan mau mengambil jalur kreasi murni sebagai individu seperti jamannya Hitler pada saat itu, atau kalau mau yang lebih positif bisa diambil Nelson Mandela yang dimana kreasi murni pemikirannya yang sangat kuat dia pertahankan untuk beberapa dekade telah berhasil menghancurkan kesadaran kolektif Afrika Selatan yang telah berubah saat ini dari Apartheid.

Mari bangsa Indonesia, bangkitlah dan belajarlah menjadi wiraswastawan yang sukses untuk merubah kesadaran kolektif bangsa ini yang menurut saya kebanyakan bermental karyawan dan merupakan kosumen negara- negara lain. Mari kita bangkit dan jaga kekayaan negara kita untuk Indonesia menjadi trendsetter negara-negara lain di masa datang.

Saya Juristian Amadin akan berusaha sharing pengalaman dari hidup, pelajaran, pekerjaan saya sebagai business coach dan juga saya akan share semua pengalaman saya yang saya pelajari dari mentor-mentor bisnis sukses dunia. Terima kasih