Saya baru selesai presentasi di HIPMI Expo kemarin. Info yang saya diberi tahu adalah bahwa Expo ini salah satu fungsinya untuk membantu membangkitkan entrepreneurship untuk anak-anak muda.
Kebetulan perusahaan saya adalah perusahaan yang terpilih untuk membimbing anak-anak muda ini dan juga menjadi salah satu juri di business competition yang mereka miliki.
Disini kami membantu mengajarkan mereka untuk membuat business plan yang nantinya akan mereka presentasikan di depan juri.
Pemenang utama, kedua dan ketiga akan mendapatkan investor dan dana yang cukup untuk menjalankan usahanya. Dilain waktu pada expo tersebut, saya sempat janji ketemu dengan ketiga finalis, dimana saya harus membimbing mereka untuk menyiapkan materi material presentasi mereka. Pada saat itu, saya ingin share dengan anda tentang bagaimana mereka lupa menuliskan tentang risiko bisnis mereka dan bagaimana memanagenya.
Pada saat itu , saya bertanya mereka tentang apa yang mungkin dipikirkan oleh sang investor pada saat mau meminjamkan uangnya ke mereka. Pembicaraan membawa ke3 faktor: profit, kapan balik modal, aman atau tidak.
Untuk mengaddress 3 hal ini, kami akhirnya membicarakan 4 tipe risiko yang harus diperhatikan untuk kepetingan investor, mereka adalah:
1. Business Risk.
Risiko Bisnisnya sendiri, bagaimana caranya si investor bisa tahu bahwa bisnis ini bisa berjalan sukses dan faktor resiko apa saya yang bisa membunuh bisnis ini. Bagaimana dengan industrinya, apa kah sudah banyak kompetitor atau belum? Bagaimana dengan demand produk dan servisnya? Apa yang membedakan bisnis anda dari bisnis sejenis lainnya di industri yang sama. Nilai lebih apa yang anda bisa berikan sehingga anda tidak harus bersaing di harga. Seberapa kuat faktor monopoli bisnis anda di industri ini?
2. Market Risk.
Apakah bisnis anda berkorelasi positif atau negatif terhadap trend pasar di Indonesia dan dunia. Bagaimana dengan industrinya. Apakah bisnis anda mempunyai elastisitas harga yang sensitif atau tidak sensitif terhadap keadaan pasar. Contohnya; penjualan mobil dan rumah kemungkinan berhubungan erat dengan suku bunga pinjaman dari bank. Bila keadaan ekonomi sedang susah, mungkin secara general penjualan tidak begitu bagus? Bagaimana anda meminimize risiko ini?
3. Interest Rate Risk.
Bila investor anda atau bank menentukan bunga atau keuntungan tertentu yang musti anda dapatkan untuk membayar bunga bank ataupun requirement investor. Bila bunga itu berubah karena keadaan ekonomi, bagaimana anda menyiasati cashflow dan bisnis anda agar anda selalu bisa membayar bunga dan requirement investor?
4. Financial Risk.
Bila anda mengekspor produk anda keluar negri atau mengimport barang untuk dijual disini, bagaimana anda mengatur profit dan loss anda agar tidak terjadi missmatch forex yang mungkin akan memakan profit anda? Contohnya, bila anda harus mengimpor raw materials dari luar negri, dan tiba-tiba harga Rp melemah Vs USD atau yang lainnya, harga material anda akan naik, dan karena anda menjualnya dalam rupiah, hal ini akan memakan margin anda, bagaimana anda menyiasatinya.
4 risiko ini adalah beberapa risiko yang saya bicarakan dengan mereka dan mereka harus address di presentasi mereka nanti untuk memberikan ketenangan kepada calon investor mereka dan yang penting mendapatkan confidence si investor untuk berani menginvestasikan uangnya ke mereka. Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar