Dari pengalaman saya yang pindah kuadran dari karyawan menjadi pebisnis, saya sempat memikirkan bagaimana caranya saya tahu ya, kalau saya mau marketing, bahwa hasilnya itu akan tidak sia-sia.
Saya ingat waktu saya masih sekolah di universitas diajarkan marketing dengan 4P nya. Tapi begitu saya menjadi pebisnis, saya tetap saja bingung, bagaimana caranya mengetahui hasil kesuksesan dan kegagalan marketing campaign saya.
Saya ingat waktu belajar accounting dan finance di universitas, bahwa biaya marketing adalah merupakan biaya/expenses perusahaan yang memakan margin.
Hal ini juga saya alami waktu saya pernah mencoba menjalankan bisnis Spa yang sekarang sudah tutup.
Pada saat itu saya secara tidak sengaja kejebur di dalam bisnis Spa yang Ibu saya buka karena terbujuk oleh seorang pemilik salon yang menyewa gedung Ibu saya. Setelah Spa dibuat, si pemilik kabur begitu saja sehingga saya dan istri saya yang berdua harus menjalankan Spa ini tanpa pengalaman sama sekali.
Lokasi Spa kami adalah dibelakang Salon yang menyewa gedung kami. Jadi kalau ada pendatang salon ada yang mau ke toilet di belakang otomatis dia akan melewati tempat Spa saya.
Dalam mendapatkan klien, banyak juga yang kami kerjakan, dari liputan majalah, koran, radio,sampai TV dan artis. Aneh juga saya lakukan itu semua, padahal pengunjung salonnya banyak di depan kami, hanya kami tidak bisa menggaet mereka untuk menjadi customers Spa.
Barulah setelah berpikir keras, ide test and measure/ tes dan ukur kami dapatkan secara tidak sengaja. Kami mengajak kerja sama semua tukang cukur di salon dan staff tersebut, untuk membawa mereka ke Spa kami guna mencoba penawan-penawaran kami.
Dari setiap customer baru yang kami dapatkan dari orang salon, kami mencatat bahwa si orang salon itu akan mendapatkan Rp 10,000 per customer pada akhir bulannya.
Hal ini cukup sukses, tetapi akhirnya Spa kami tutup karena kami tidak melakukan test and measure/ tes dan ukur untuk mengetahui strategi mana yang paling tepat untuk menghasilkan banyak sales.
Fast forward ke sekarang dimana saya adalah seorang Business Coach. Pekerjaan saya adalah membimbing pemilik bisnis untuk membuat bisnisnya bisa untung dan berjalan baik tanpa dia di dalamnya.
Pekerjaan yang berat bukan? Ya memang berat, tapi sangat menyenangkan. Saat ini saya mau share tentang pentingnya test and measure dan bagaimana hal ini sudah banyak membantu klien saya.
Tidak semua klien saya adalah klien besar, banyak juga yang small business dan ada juga yang tidak punya laporan keuangan. Nah dalam melakukan test and measure, yang paling sederhana biasanya saya meminta mereka menghitung break even calculator mereka.
Disini, klien saya dapat menghitung berapa biaya bulanan yang dia harus selalu bayar secara fixed dan variable, dan juga berapa omzet minimum yang dia butuhkan agar biaya ini tertutup oleh bisnis itu sendiri.
Nah biasanya di akutansi, perhitungannya hanya sampai disini, yaitu menghitung sesuatu yang sudah terjadi, tetapi di coaching session saya, ini tidak cukup. Si klien juga saya ajarkan bagaimana menggunakan angka- angka ini untuk mengetahui berapa minimum prospek, sales, jumlah omset per invoice/billing, jumlah transaksi dan jumlah profit margin yang musti terjadi secara harian, mingguan dan bulanan.
Dengan mengetaui angka-angka tersebut saya dan klien bisa mulai mengetahui dan mengecek apakan si klien bisa mendapatkan minimum prospek, sales, transaksi, dll tersebut per harinya, per minggunya dan perbulannya?
Bila tidak kenapa? Strategi marketing dan sales apa yang sudah dijalankan dan bagaimana hasilnya, apa sudah diukur performancenya?
Kita juga menggunakan yang namanya cost acquisition yaitu adalah biaya yang harus si klien bayar ke setiap prospek untuk datang ke bisnisnya/tokonya. Bila sudah tahu biaya cost acquisition ini, berapa minumum rata-rata penjualan yang anda harus dapatkan untuk mencapai target profit dan break even anda.
Hanya dengan menggunakan cara-cara sederhana ini klien-klien saya berhasil mendongkrak profitnya, ada yang dalam waktu 2 bulan omset hariannya bisa naik 1000%, ada yang dalam 6 bulan profitnya naik 600%. Ada yang setelah 10 tahun tidak pernah untung, dalam 3 bulan mulai untung dengan margin 25% per bulannya dan profit Rp 30 miliar per bulan.
Test and measure adalah sangat luar biasa dalam mendongkrak bisnis!Bila anda ingin lebih cepat menggunakan teknik -teknik ini yang sudah terbukti di lebih 28 negara, email saya dan mari kita janji ketemu, saya akan share dengan anda bagaimana caranya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar